Ilmu kedokteran sudah dapat meyakinkan suatu kematian secara akurat. Berbeda dengan jaman dahulu di mana orang sakit bisa tidak terhubung sama sekali dengan dokter, tetapi hanya dirawat oleh keluarganya.Â
Hal itu pernah dialami oleh seorang pembuat sepatu di Jerman. Pria berumur 40 tahun itu dinyatakan oleh keluarganya dan orang-orang yang dipercaya oleh mereka, bahwa ia telah meninggal (1822). Ia pun dikuburkan.Â
Ketika penggali kubur sedang menimbun liang lahad dengan tanah, tiba-tiba terdengar ketukan dari bawah. Ternyata, Shoemaker itu masih hidup.Â
Untung saja orang-orang masih berkumpul di situ. Bagaimana bila mereka sudah pulang dan para penggali kubur juga sudah selesai dengan pekerjaan mereka di situ? Nah, bagaimana bila hal itu terjadi?Â
1. Jangan Panik
Ini sangat penting dan paling utama yang harus diingat tatkala menemukan diri masih hidup, yakni jangan panik. Mengapa? Karena kepanikan akan menimbulkan hiperventilasi (napas berlebihan: cepat dan dalam) atau disebut juga overbreathing.
Pernapasan berlebihan menurunkan tingkat karbon dioksida di dalam darah. Anda akan merasa 'melayang' dan kesemutan pada jari, dan perlahan mengalami koma. Kalau sudah begitu, ya, selesai. Oleh sebab itu, kalau masih mau keluar dari situ, jangan panik.
2. Tenang dan Bernapas Secara Normal
Tenangkan diri dan bernapaslah dengan senormal-normalnya, sebab bila masih ada liang dalam kubur yang tidak tertutup tanah, di situ masih ada sisa oksigen, juga di dalam kain kafan yang membungkus tubuh, dan di dalam peti.
Berapa jumlah volume oksigen yang ada itu tergantung luas, lebar, dan tinggi ruang internal yang tidak tertimbun tanah. Hitung-hitungannya lihat di sini.Â
Dengan kondisi tubuh yang sehat, kemungkinan untuk masih bertahan di situ adalah 10 menit hingga 1 jam, tetapi bisa juga lebih hingga 36 jam.Â