Mohon tunggu...
Hennie Engglina
Hennie Engglina Mohon Tunggu... Freelancer - Pelajar Hidup

HEP

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Lupa dan Dendam

15 November 2018   05:04 Diperbarui: 30 Januari 2019   01:52 892
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber:encrypted-tbn0.gstatic


"Lupa. Lupa lupa lupa, lupa lagi syairnya".

Ingat syair lagu itu? Ya, itu syair lagu grup band asal Bandung, Kuburan Band (sek. Kubs Band) berjudul "Lupa-lupa tapi Ingat".

Lagu ini booming di tahun 2009 sesuai nama Albumnya: Booming! Bee are The Kill Young Pen Think Gun Thank (baca: "Biar dekil yang penting ganteng", kata mereka itulah artinya).

Grup band beraliran Metal Hidrolik ini memiliki penampilan yang menyolok dengan tata busana dan riasan wajah yang unik yang menurut mereka terinspirasi dari kelompok Ria Jenaka TVRI.

Tema lagunya jenaka,  bahwa mereka sedang menyanyi dan lupa syairnya. Yang diingat hanya kunci nadanya. Namun kemudian, kunci nadanya pun dilupa. Ah, sebaiknya sambil membaca, dengarkanlah lagu mereka ini.


Ngomong-ngomong soal LUPA, iseng-iseng saya menjaring pendapat teman-teman di WA dan FB saya tentang apa yang sering kita LUPA. Di bawah ini kumpulan jawaban mereka:

  1. Lupa di mana Menaruh Sesuatu. Biasanya adalah benda berukuran kecil seperti kunci, kacamata, gunting, jarum, dan lainnya. Terkadang pula gawai sehingga meminta bantuan orang lain untuk miskol guna menemukannya.
  2. Lupa Password atau PIN. Kata sandi atau PIN gawai, email, situs internet, aplikasi, akun medsos, dll. #saya
  3. Lupa Nama. "Ah, lupa namanya siapa" ketika hendak menyebutkan nama seseorang namun lupa, termasuk saya, kerap lupa nama. #ngaku
  4. Lupa Gawai. Biasanya gawai sedang mengisi daya ketika meninggalkan rumah sehingga lupa membawanya.
  5. Lupa Menutup Keran Air. Nah, siapa yang suka lupa menutup keran air di kamar mandi?
  6. Lupa Masakan di Kompor. Tiba-tiba sudah bau gosong. Kayaknya ini saya juga deh :-( #airmandi, akhirnya terjadilah kasus tersiram air panas. Lihat: Bila Tersiram Air Panas, Pakai Garam!
  7. Lupa Angkat Jemuran. Baru ingat kala hujan atau hari sudah malam.
  8. Lupa Memindahkan Setrika Panas, maka gosonglah pakaian.
  9. Lupa Kunci Pintu/Jendela. Hati-hati maling.
  10. Lupa Mematikan Lampu. Yang sering lupa dimatikan adalah lampu-lampu di luar rumah: di teras, di taman, di pekarangan.
  11. Lupa Menyalakan Lampu. Meninggalkan rumah di pagi/siang/sore hari dan tahu akan pulang malam atau hendak berpergian jauh namun lupa menyalakan lampu.
  12. Lupa Kacamata. Biasanya kacamata baca. Saya lagi :-(
  13. Lupa Dompet. Kebanyakan pria yang menjawab ini. Kenapa, ya?
  14. Lupa SIM. Sering diucapkan pengendara motor saat kendaraannya ditahan lalu surat-suratnya ditanyakan oleh Polisi.
  15. Lupa Korek/Pemantik. Pengalaman para perokok.
  16. Lupa Tanggal Ulang Tahun. Apalagi kalau memang jarang dirayakan.
  17. Lupa Hari/Tanggal. "Ini hari apa, ya?". Sama dengan minggu lalu. "Ini tanggal berapa?". Tiga minggu lagi gajian.
  18. Lupa Utang. Begitulah.
  19. Lupa Janji. Melupakan janji atau komitmen yang pernah diucapkan atau janji bertemu seseorang dan lainnya.
  20. Lupa Ucapan Sendiri. "Loh, 'kan kamu yang ngomong begitu!". 
  21. Lupa Pekerjaan Rumah. Milik para pelajar.
  22. Lupa Jawaban. Tahu jawaban soal ujian namun lupa.
  23. Lupa Berdoa atau Sembahyang. Sengaja ini mah.
  24. Lupa Bersyukur. Minta diberkati Tuhan tapi tidak tahu berterimakasih kepada-Nya.
  25. Lupa Bahagia. Terlalu banyak kecemasan.
  26. Lupa Tuhan. Kala susah/bermasalah/sakit baru ingat Tuhan. Hari Raya baru beribadah, khususnya orang Kristen nih, Ibadah Malam Natal dan Malam Tahun Baru terjadi banyak penampakan. Setelah itu, raib lagi. Seperti makhluk gaib.
  27. Lupa Makan. "Jangan lupa makan, ya!". Memang makan bisa dilupa? Maksudnya memperingatkan agar makan tepat waktu. Sering keasyikan kerja atau mengerjakan sesuatu membuat orang menunda makan.
  28. Lupa Waktu. Begitu menikmati kerja atau melakukan aktivitas atau sesuatu yang disukai atau menjalankan hobi sehingga tidak lagi mengerjakan hal yang lain. Bila dilakukan di luar rumah bisa lupa pulang.
  29. Lupa Daratan. Ketinggian terbangnya. Lupa kalau tidak punya sayap. Hati-hati, jatuhnya sakit.
  30. Lupa Diri. Kehilangan kesadaran akan hal yang positif, benar, selayaknya dan sepatutnya.
  31. Lupa Menikah. Keasyikan menikmati hidup sendirian dan mungkin tidak masalah buatnya tapi orang sering mengatakan, "Jangan lupa menikah!".
  32. Lupa Teman. Biasanya setelah memiliki kekasih, teman-temannya merasa dilupakan. Atau menerima suatu rejeki tidak dibagi ke teman, mendapat suatu pekerjaan atau menikmati hal yang menyenangkan namun tidak mengajak teman, dan lainnya. Susah kalau berteman dengan "Jaksa Penuntut".
  33. Lupa Teman Lama. Bertemu teman baru dan jarang bersama lagi dengan teman-teman lama sering diklaim melupakan teman lama.
  34. Lupa Kebaikan Orang. Kebanyakan yang diingat kebaikan diri. 
  35. Lupa Terimakasih. Sudah menerima sesuatu namun lupa mengucapkan terimakasih.
  36. Lupa Pesan atau Titipan. Orang menitipkan pesan atau titipan barang lupa disampaikan.
  37. Lupa Acara. Tidak hadiri suatu acara atau rapat atau pertemuan dan sebagainya dikarenakan lupa.
  38. Lupa Mandi. Pantesan.
  39. Lupa Gosok Gigi. Duh.
  40. Lupa Orangtua, Isteri, Suami, Anak. Ini yang harusnya diharamkan.

Padahal otak manusia memiliki kapasitas penyimpanan yang tidak terbatas. Menurut Paul Reber, Profesor Psikologi di Northwestern University, dikutip oleh James Gupta, bahwa otak dapat menyimpan 2,5 petabytes atau 2.500.000 Gigabytes data setara dengan 300 tahun TV.

Pada artikelnya James menulis bahwa kapasitas memori jangka panjang otak manusia lebih banyak dari kapasitas memori jangka pendek. Tidak heran kita sering lupa di mana menaruh sesuatu padahal belum lama kita memegang atau memakainya. Sementara kenangan masa lalu tak mudah dilupakan.

Pantas saja kita sering mendengar orang berkata atau kita juga sering berkata kepada seseorang, "Sudah, tidak usah dipikir!". Kepada orang itu kita bermaksud agar dia tidak usah bersedih hati atau tidak berlama-lama dalam kesedihannya atau memikirkan hal yang buruk yang tengah dialaminya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun