Mohon tunggu...
hendra setiawan
hendra setiawan Mohon Tunggu... Freelancer - Pembelajar Kehidupan. Penyuka Keindahan (Alam dan Ciptaan).

Merekam keindahan untuk kenangan. Menuliskan harapan buat warisan. Membingkai peristiwa untuk menemukan makna. VERBA VOLANT, SCRIPTA MANENT.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Gubeng Boulevard, Kisah Terpendam dari Amblesnya Jalan

23 Desember 2018   20:53 Diperbarui: 23 Desember 2018   21:07 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jalan Gubeng ambles!

Hah....?!Beneran?! Ya, ampun... Itu kan jalan yang kerap dilalui. Kejadiannya padaSelasa malam, 18 Desember 2018 pkl. 21.49 WIB.

Jam-jam segitu saban hari selalu ramai. Kecuali pas libur panjang beberapa hari sepertilebaran. Jalan sepi, sudah gak kaget.

Trus korbannya? Tidak ada! Blassss....

Wah, ajaib juga kalau begitu. Atau jangan-jangan ini sebuah pertanda. Dia masih sayang pada warga Surabaya.

Ah,entahlah....            

Berita pagi itu, Rabu (19/12) begitu santer terdengar. Tidak saja dalam aksi sunyi di media online. Tapi juga dalam percakapan dini haridi pasar dan kampung. Orang pada sibuk membahas amblesnya jalan Raya Gubeng.

Ambles ya, bukan amblas! Ambles berarti turun, terjadi penurunan pada struktur tanah. Kalau amblas itu artinya hilang. Dua kata itu dalam konteks bahasa Jawa beda artinya, yang diindonesiakan kadang disamakan begitu saja.

Konon, amblesnya salah satu jalur sibuk di tengah kota Surabaya itu karena pada sisi lain, ada pembangunan basement untuk pengembangan RS. Dugaannya, konstruksi penahannya tidak kuat menahan beban.

dokpri
dokpri
Maklum saja, jalan raya dengan lebar kira-kira 20 meteran itu mulai subuh pagi hingga larut tengah malam terus dilewati kendaraan tiad ahenti. Sarana transportasi dengan beban berat yang macam-macam itu jelas membuat banyak getaran. Lama-lama, kerapatan tanah mulai berkurang. Lapisanperekatnya mulai renggang.

Terus ditambah lagi, sekarang musim hujan. Jadinya tiap tetesannya merembes perlahan, dan masuk juga pada lapisan tanah di bawahnya.

Jangan dikira, aspal itu awet. Tidak. Kelihatannya sajatertutup rapat, tidak berongga. Tapi musuh utama jalan aspal adalah air.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun