Mohon tunggu...
Hendi Setiawan
Hendi Setiawan Mohon Tunggu... Penulis - Kompasianer

Senior citizen. Pengalaman kerja di bidang transmigrasi, HPH, modal ventura, logistik, sistem manajemen kualitas, TQC, AMS, sistem manajemen lingkungan dan K3, general affair, procurement, security. Beruntung pernah mengunjungi sebagian besar provinsi di Indonesia dan beberapa negara asing. Gemar membaca dan menulis. Menyukai sepakbola dan bulutangkis. Masih menjalin silaturahmi dengan teman2 sekolah masa SD sampai Perguruan Tinggi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Pelajaran untuk Menteri Amran Sulaiman, Disoraki 'Huuu' di Sukamandi

26 Desember 2014   20:03 Diperbarui: 17 Juni 2015   14:24 918
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila beritanya bukan dari Kompas.com biasanya saya agak kurang tertarik, khawatir politisasi media menyerang Pemerintahan Jokowi, mirip di masa lalu media tertentu juga rajin menyerang Presiden SBY.  Namun berita ini menjadi menarik ketika yang memberitakan Kompas.com, paling tidak berita dimuat diduga kuat bukan untuk tujuan memburukkan Pemerintahan Jokowi.

Kenapa Amran Sulaiman, pak Menteri Pertanian kita disoraki para petani di Sukamandi, Subang? Simak kutipan berita Kompas.com 26 Desember 2014 pagi tadi di bawah ini:


  • Di tengah-tengah pidato Menteri Pertanian Amran Sulaiman saat melaporkan kegiatan penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2014, sorakan "huuu" dari jajaran kelompok tani yang akan mendapat penghargaan dari Presiden Joko Widodo pun terdengar. Para kelompok tani ini rupanya kecewa saat Amran membanggakan kegiatan penyerahan penghargaan yang dilakukan di area persawahan Balai Besar Penelitian Tanam Padi, Desa Sukamandi.


"Untuk tahun 2014,  penghargaan ini memiliki kekhususan sendiri karena pertama kalinya dilakukan di lahan pertanian karena tahun-tahun sebelumnya selalu dilakukan di Istana Negara," kata Amran yang langsung disoraki para kelompok tani, Jumat (26/12/2014).

Rupanya jajaran kelompok  petani penerima penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara 2014 merasa tidak berkenan dengan ucapan Menteria Pertanian, Amran Sulaiman yang membandingkan pemberian penghargaan tahun ini di lapangan sedangkan tahun-tahun sebelumnya selalu di Istana Negara. Pembandingan yang tak perlu, apa sih gunanya membandingkan sawah dengan istana? Tersirat dari ucapan menteri bahwa pemberian penghargaan di Istana negara itu bagaimana gitu ... he he he.

Beruntung Presiden Joko Widodo yang hadir pada acara pemberian penghargaan ini mampu menetralisir sorakan yang kurang bersahabat untuk Menterinya.  Berikut ini dialog Presiden Jokowi dengan para petani setelah beliau memberikan penghargaan kepada 94 orang yang berjasa pada kedaulatan pangan.


  • Presiden Jokowi : "Tadi ada yang bersorak, kelihatannya agak kecewa, ada yang kecewa ya karena tidak ke Istana. Tiap hari ke sawah kok sekarang ke sawah lagi ya," seloroh Jokowi yang mendapat sorak sorai tepuk tangan dari mereka yang awalnya berteriak itu. Jokowi berjanji akan mengajak para kepala desa dan juga kelompok tani ke istana pada bulan Januari 2015.
  • Para petani: "Janji pak, janji!".
  • Presiden Jokowi: "Iya, janji nanti saya undang ke Istana. Masa presiden yang ngomong enggak percaya?" canda Jokowi.


Bagi petani penerima Adhikarya Pangan Nusantara 2014, buah menyoraki Menteri Pertanian mendapat hadiah jalan-jalan ke Istana Negara dari Presiden pada Januari 2015. Bagi Menteri Pertanian lain kali bila tidak ada urgensi tak perlulah membanding-bandingkan pekerjaannya dengan era pemerintahan yang lalu.

Bersabarlah tiga tahun lagi baru bandingkan dengan prestasi produksi pangan zaman SBY, ketika - mudah-mudahan - pak Menteri Pertanian sukses  memimpin Indonesia berswasembada padi, kedelai, jagung, gula, daging sapi, daging ayam.




Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun