Mohon tunggu...
helmi dewata
helmi dewata Mohon Tunggu... -

movieholic

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ahok Korban Bully FPI

16 Oktober 2016   14:42 Diperbarui: 16 Oktober 2016   15:09 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jumat, 14 Oktober 2016, Massa Front Pembela Islam (FPI) berunjukrasa atas dasar hakekat pada namanya: Membela Islam. “Ayo, ayo bunuh Ahok! Ayo bunuh Ahok sekarang juga!” lagu yang mereka nyanyikan. Loh, kok mengerikan sekali seru-seruan yang mereka lantunkan? Memang Ahok salah apa? Kata mereka, Islam telah dinodai oleh Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok ini, terkait dengan ucapannya mengenai surat Al-maidah 51.

Lantas bagaimana cara yang ditawarkan FPI untuk membela Allah dalam kasus ini? Salah seorang Imam Besarnya, Habib Rizieq, menyarankan ‘gantung Ahok di Monas’.

Wow.

Betulkah Islam yang damai harus dibela dengan cara yang sadis? Menjawab pertanyaan ini, saya jadi teringat atas ucapan Emha Ainun Najib alias Cak Nun. Dalam satu kesempatan, beliau mengatakan, “Islam itu sangat mulia. Kalau kita bela, kesannya kita itu lebih hebat, lebih mulia daripada Islam.” Saya menganggukkan kepala. Tidak peduli dihina seperti apapun; dan oleh siapapun; kemuliaan Islam tidak akan berkurang begitu saja. Islam mulia karena ajarannya mulia. Justru dengan tindak kekerasan, kemuliaan ini dinodai.

Di tahun 1982, Gus Dur pun menyuarakan pendapat yang sewarna. Di majalah Tempo, ia menulis bahwa ‘Tuhan tidak perlu dibela’. Sekali lagi saya harus menganggukkan kepala. Bila manusia membela Tuhan, maka ia ‘memanusiakan Tuhan’. Seakan-akan Tuhan berpikir seperti manusia, penuh ego dan ketinggian hati. Apalagi kalau dengan tindak kekerasan, main pukul main tusuk. Padahal Tuhan mahapengasih dan mahapenyayang. Juga mahabesar dan mahakuasa. Maka akan mudah bagi Tuhan untuk memusnahkan oknum-oknum yang Ia rasa merendahkan-Nya, tanpa perlu campurtangan manusia.

Atas pemahaman ini, mari kita reka kembali, perlukan Allah dan Islamnya dibela oleh FPI?

Jawaban saya: Tidak. Apalagi dengan cara yang mengutamakan kekerasan. Sampai mengancam mau bunuh orang segala. Islam agama yang damai dan mulia. Yang dilakukan oleh FPI justru mengotori kemuliaan tersebut.

Tambah lagi, dalam isusensitif seperti ini, mudah sekali orang-orang dengan ‘kepentingan’ menyusup masuk. Mudah membuktikannya, lihat saja unjukrasa oleh FPI Jumat lalu. Di tengah-tengah mereka muncul tokoh-tokoh politik seperti Amien Rais dan Habiburokhman dari Gerindra. Apa benar tujuan mereka murni ‘membela’ Islam? Atau dilatarbelakangi motif politik, seperti.. hmm.. Pilkada 2017?

Amien Rais, ketua umum Partai Amanat Nasional (PAN) beralasan ia turut berunjukrasa atas dasar yang sama dengan FPI. Namun, bersilang pendapat, Direktur Eksekutif Voxpol Center, Pangi Syarwi Chaniago mengatakan kehadiran Amien Rais dalam demo tersebut sarat unsur politik. Tidak bisa dikesampingkan kenyataan bahwa Habiburokhman dan Amien Rais berada di koalisi yang berlawanan dengan Ahok di Pilkada yang akan datang. Semoga saja mereka tidak menunggangi polemik keagamaan ini dan menyuarakan kebencian hanya untuk alasan politis yang kembali lagi ke masalah kekuasaan.

Memang adalah kebebasan demokratis untuk menyuarakan pendapat kita. Namun, alangkah baiknya apabila suara tersebut tidak mengajak kita untuk melakukan kekerasan dan kekejaman. Apalagi di negara yang multikultural layaknya NKRI. Dan semoga saja apa yang dilakukan oleh FPI dan tokoh politik di dalamnya murni untuk menjaga harkat-martabat Islam; tanpa ada unsur politik di dalamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun