Mohon tunggu...
Muhammad Yusuf Abduh
Muhammad Yusuf Abduh Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya Tuhan Yang Tahu

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Jalan-Jalan ke Turki 1: Travertines

28 Desember 2011   01:33 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:40 899
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Destinasi saya yang pertama saat menjejakkan ke kaki Turki yang terkenal sebagai bumi para anbiya’ adalah Pamukkale. Kota ini mungkin tidak setenar kota Istanbul yang terletak di antara 2 benua, tapi kota ini menawarkan pengalaman yang tersendiri kepada para pengunjung terutama bagi mereka yang mencintai wisata alam.

Pemandangan travertines yang sangat indah merupakan antara daya tarik utama para pengunjung ke kota yang terletak di propinsi Denzili, barat daya Turki.Tahukah anda apa itu travertines?Travertines merupakan sebuah cascade batu putih dari kalsium yang terbentuk akibat proses pendinginan kalsium di udara. Proses pendingingan ini menyebabkan kalsium terpresipitasi dari air dan melekat pada tanah hingga membentuk sebuah travertines berwarna putih yang sangat indah. Menikmati pemandangan kota Pamukkale di puncak travertines di sore hari dan menuruni travertines yang dipenuhi air, saat hujan turun disertai petir yang menghiasi langit gelap, merupakan sebuah pengalaman yang tak terlupakan.

13478856831738002794
13478856831738002794

Sebuah pengalaman yang sangat berharga sehingga sayang untuk dilepaskan begitu saja tanpa berfoto-foto walaupun hari sedang hujan dan pertir ada di mana-mana. Dan sekali berfoto buat saya dan pengunjung lainnya belum tentu cukup. Ini karena pemandangan yang disuguhkan saat menuruni travertines pada sore hari terlihat sangat indah. Sangat indah sehingga membuat kami terlupa kalau hari sudah sore dan petugas keamanan sudah berulang kali meniupkan pluit agar pengunjung segera mengosongkan kawasan travertines. Setelah sampai di dasar travertines, saatnya untuk membersihkan kaki, memakai sepatu, dan berjalan cepat sambil mencari tempat perlindungan dari hujan yang sudah menemani perjalanan saya sore itu.

1347885719353489639
1347885719353489639

Pengalaman yang tidak kalah menariknya sore itu adalah merasakan kehangatan penduduk setempat yang baik dan ramah. Saat sedang berjalan di pusat kota yang tidak jauh dari dasar dasar travertines, saya bertemu dengan Ibu Ayla yang mempersilakan saya mampir ke tempatnya yang juga menawarkan jasa penginapan dan pemesanan tiket bus ke Istanbul. Ibu Alya dangan sangat baik hati menghidangkan saya secangkir teh apel hangat sambil beliau menelpon kantor pusat perusahan bus Kamil Koc di terminal bus Denzili. Alhamdulillah masih ada kursi kosong untuk waktu keberangkatan beikutnya dan Ibu Alya berbaik hati untuk meminta suaminya untuk menghantarkan saya ke halte bus dolmus(minibus) yang akan membawa saya ke terminal bus. Sambil menunggu suami Ibu Alya pulang kerja, beliau dengan sangat ramah bercerita tentang keluarganya dan tempat-tempat menarik lain yang bisa dikunjungi di Turki. Walaupun sore itu hujan, saya tidak terasa dingin dikarenakan kehangatan Ibu Alya, selain teh apel nya yang sangat menyegarkan tentunya.

Perjalanan sore itu, saya teruskan dengan menaiki bus ke Istanbul yang memakan waktu kurang lebih 12 jam. Salah satu kelebihan menaiki bus pada waktu malam adalah saya dapat menghemat uang penginapan untuk bekal hari berikutnya, menikmati keindahan kota Istanbul dengan seribu satu ceritanya.

Baca juga:

Jalan Jalan ke Maroko 2

Jalan Jalan ke Maroko 1

Jalan Jalan ke Hamburg 2

Jalan Jalan ke Hamburg 1

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun