Mohon tunggu...
Hedi Purnomo
Hedi Purnomo Mohon Tunggu... Entrepreneur, Karyawan Swasta -

Selanjutnya

Tutup

Politik

4 November: Arab Spring atau Indonesia Spring?

3 November 2016   16:39 Diperbarui: 3 November 2016   16:52 584
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: http://images.cnnindonesia.com

             

Kepala Penerangan Mabes TNI Brigjen Wuryanto mengatakan adanya kemiripan antara demonstrasi 4 November dengan fenomena Arab Spring. "Melihat sejarah perkembangan Arab Spring, mulai dari Mesir, Libya, dan Suriah, semua yang terjadi saat itu hampir tidak ada bedanya dengan (Indonesia) hari ini," kata Wuryanto.

Fenomena Arab Spring yang terjadi yang terjadi di dunia Arab sejak tahun 2010 lalu tiba-tiba dikaitkan dengan rencana aksi demo besar 4 November besok. Perkataan Brigjen Wuryanto sontak menjadi headline di berbagai media.

Tapi sebenarnya apa hubungannya Arab Spring dengan aksi besok?

Jelas sekali ini bukan di Arab tapi di Indonesia karena secara wilayah kita tidak berada di Timur Tengah. Jika secara gejala ada kemiripan mungkin karena aksi ini sama-sama berasal dari gerakan Islam. Kita masih ingat di Mesir ketika rezim Husni Mubarak berhasil diturunkan melalui demo berhari-hari yang dipusatkan di Tahrir Square. People powersangat kuat jikalau sudah bergerak. Rezim 30 tahun berkuasa berhasil diruntuhkan seketika.

Sebagian besar negara Arab yang mengalami Arab Springmerupakan negara yang dikuasai oleh pemimpin secara otoriter selama puluhan tahun lamanya. Rakyat menuntut adanya demokrasi yang tidak pernah mereka rasakan. Korupsi dan penyalahgunaan jabatan menjadi hal yang sering terjadi disana. Kesejahteraan masyarakat menurun. Ketimpangan antara si miskin dan si kaya menjadi hal yang nyata. Kemudian rakyat bersatu melawan rezim otoriter. Inilah puncak gunung es dari rezim otoriter yang terlalu lama berkuasa.

Lalu bagaimana dengan demo besok?

Terlalu berlebihan rasanya mengaitkan demo besok dengan Arab Spring. Suara pihak yang menginginkan pergantian kekuasaan hanyalah suara sebagian kecil kalangan. Suara masyarakat pun terpecah soal demo besok. Mayoritas yang saya tanya malah mengaku tidak mendukung demo 4 November. Malahan terlalu banyak provokasi di media justru menimbulkan rasa skeptis soal demo besok. Masyarakat semakin pintar dan rasional melihat situasi politik. Mereka tahu bahwa demo besok hanya untuk menguntungkan sebagian kecil kalangan.

Jangan sampai kejadian di Turki awal tahun ini terjadi lagi. Ketika sebagian kecil kalangan menginginkan adanya pergantian rezim tapi tidak diikuti oleh kehendak rakyat. Yang terjadi justru adalah kudeta yang gagal dan perpecahan baru di masyarakat.

Lebih baik kita menyebut aksi besok sebagai IndonesiaSpring. IndonesiaSpringdengan konotasi positif untuk menjaga kebhinnekaan. Indonesia Springyang tetap menjaga demokrasi dengan memberikan kebebasan berpendapat kepada setiap warga negaranya untuk berdemonstrasi. Indonesia Spring yang tetap menjunjung Pancasila dan menghargai bhinneka tunggal ika.  Indonesia Springyang memberikan hawa sejuk musim semi kepada masyarakat sehingga tidak menimbulkan perpecahan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun