Mohon tunggu...
choirul hisyam
choirul hisyam Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru Madrasah

Seorang guru Swasta

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mudik Sebagai Ajang Reuni Keluarga

26 Juni 2017   23:44 Diperbarui: 27 Juni 2017   00:02 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Di hari Raya Idul Fitri kalau tidak Mudik, berkumpul bersama keluarga di kampung halaman rasanya belum bisa dikatakan berhari raya. Walau dalam perjalanan Mudik menemui gangguan di jalan raya yang dilalui, seperti kerusakan jalan, kemacetan, minimnya rambu yang sering mengundang kecelakaan lalu lintas.  

Problem selama di perjalanan tak pernah membuat kapok masyarakat yang hidup di perantauan untuk tetap mudik lebaran. Hal terburuk seperti Macet horor berjam-jam di Brebes, Jawa Tengah 5/6/2016  menyebabkan 12 orang meninggal dunia tak mampu melawan kangen menengok kampung halaman.

Suasana kampung halaman ketika hari raya memang berbeda dengan suasana kota. Rasa keakraban dengan keluarga, saudara, teman dan tetangga terasa sekali.

Tradisi kumpul keluarga, anjang sana saling bermaaf-maafan ke rumah saudara, temen, dan tetangga dilakukan 2 sampai 3 hari dilakukan. Hal ini dilakukan dengan jalan bersama- sama mengunjungi rumah saling bergantian, dari ujung kampung ke ujung kampung sehingga suasana menjadi ramai dan semarak.

Rumah-rumah yang di kunjungi biasanya sudah tersedia kue-kue yang memang sudah di buat oleh tuan rumah sebelum hari raya tiba. Kue-kue di buat untuk menyambut kedatangan tamu di hari raya. Mulai dari kue kucur, rengginang, jadah, jenang, pertulo, kacang kleyeh dan kue-kue ini  hanya ada di hari raya saja.

Suasana kampung halaman yang penuh kekeluargaan, keakraban dan persaudaraan inilah yang membuat kangen para perantau untuk mudik ke kampung halaman di hari raya.

Mudik lebaran memang momentum istimewa yang tak ingin di lewatkan pada saat lebaran mereka akan lebih mudah bertemu dengan keluarga, sanak famili, kerabat ataupun teman masa kecil.

"Bertemu dan berkumpul dengan keluarga saat mudik lebaran di kampung halaman adalah ajang Reouni Keluarga", kata Tamyis 40 tahun perantau di Surabaya asal desa Mojorembun Menden Cepu Jawa Tengah yang sukses usaha kuliner saat berbincang dan bertemu penulis Kamis, 26 Juni 2017 di desa.

Rasa bahagia bertemu keluarga di desa ini memberikan makna ruang menikmati kenangan yang pernah mereka alami bersama, sejenak melepas penat dengan bereouni keluarga.

[Gondel, Kedung Tuban Blora Jawa Tengah 26 Juni 2017 Menikmati Mudik Bersama Keluarga]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun