Mohon tunggu...
Hasyim MAH
Hasyim MAH Mohon Tunggu... wiraswasta -

Berusaha mengusung wacana nasionalisme, pluralisme dan kepedulian pada alam ini dengan disertai pemikiran yang bijak dan arif... Begitu maunya...

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Surat untuk Ahok

30 Mei 2017   21:07 Diperbarui: 30 Mei 2017   21:41 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pak Ahok, rasa sedih saya luar biasa saat mendengar Bapak divonis bersalah untuk kasus yang bukan karena korupsi atau kejahatan yang jelas-jelas merugikan negara. Dan ketika mendengar Bapak tak mengajukan banding, saya semakin yakin betapa engkau adalah seorang negarawan yang langka di jaman seperti ini. Meski tentu saja itu juga semakin menambah kesedihan kami.

Pak Ahok, saya berharap dengan kasus ini tidak menjadikan Bapak membenci Islam. Tak sedikit kok umat Islam yang merasa yakin bahwa kau tak berniat untuk menghina agama Islam dan tetap mendukungmu. Saya yakin Pak Ahok paham betul tentang Islam karena telah hidup di lingkungan orang Islam sejak dulu.

Pak Ahok pasti tahu juga bahwa betapa banyak umat Islam yang menghargai perjuangan Bapak selama ini dalam memberantas korupsi dan menata baik ibu kota. Jasa Bapak itu tak akan terhapus oleh sejarah. Kami membutuhkan orang-orang hebat seperti Bapak.

Engkau tahu di dalam Islam memang ada perbedaan pendapat dalam hal menafsirkan ayat Al-Quran dan juga hadits termasuk dalam urusan memilih pimpinan pemerintahan. Perbedaan ini pada dasarnya adalah sesuatu yang wajar. Hanya saja dalam kasus ini, umat Islam yang terlihat membelamu seringkali mendapat tuduhan munafik atau bahkan sampai kafir.

Di Islam sendiri sebenarnya jelas bahwa kita tidak bisa menuduh orang kafir ke orang yang jelas-jelas mengaku Islam. Saya sendiri tentu saja tidak bisa mengkafirkan orang yang jelas mengaku Islam. Termasuk kepada orang yang mengkafirkan umat Islam yang lain.

Islam yang saya yakini adalah Islam yang teduh, damai dan mengayomi. Namun tak bisa dipungkiri banyak umat Islam yang juga kerena keyakinannya merasa tidak masalah menyakiti orang non-muslim. Ada yang suka memimpin komunitasnya dengan menyakiti orang lain, dan yang paling ekstrim adalah ketika sampai melakukan bom bunuh diri. Faktanya, mereka adalah orang yang melakukan itu karena keyakinannya.

Jadi, memang seperti itu kondisi umat Islam di Indonesia. Orang bisa berbeda pendapat, dan itu tidak bisa dipaksakan. Untuk itu sekali lagi, tolong jangan benci Islam-nya karena masih lebih banyak umat Islam yang pendapatnya tidak seperti itu.

Di Islam, kami dilarang memfitnah, tapi ya faktanya ada orang yang memfitnah dan merasa itu benar. Di Islam, kami dilarang menyakiti orang lain, tapi ya faktanya ada orang yang menyakiti orang lain dengan mengatasnamakan agama. Di Islam pun, kami dilarang bunuh diri dan juga membunuh orang yang tak bersalah, kenyataannya ada orang yang dengan keyakinannya melakukan bunuh diri sekaligus membunuh orang-orang yang tak bersalah.

Yang lebih menakutkan dari kasus Bapak sebenarnya adalah banyak juga oknum yang sebenarnya membencimu bukan karena keyakinan agamanya, melainkan karena pekerjaan kotor mereka terganggu oleh pemerintahan yang Bapak pimpin. Mereka mungkin mengaku Islam dan menggerakkan umat Islam lain untuk membencimu padahal bukan karena agama, melainkan kebencian akan perubahan yang lebih baik terhadap negeri ini.

Pak Ahok, tolong maafkan kami. Maafkan saudara kami yang membencimu dan berbuat dzolim kepadamu. Mereka memang orang Islam yang punya pendapat seperti itu. Tentu bukan hak saya untuk memberi penilaian terhadap pendapat mereka, tapi yang saya tahu, Islam tidak yang seperti itu. Islam adalah agama yang seharusnya menjadikan negara ini jauh lebih baik bagi kita semua.

Salam dari kami yang selalu mendukungmu.

Mojokerto, 5 Ramadhan 1438

Hasyim MAH

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun