Mohon tunggu...
Hastira Soekardi
Hastira Soekardi Mohon Tunggu... Administrasi - Ibu pemerhati dunia anak-anak

Pengajar, Penulis, Blogger,Peduli denagn lingkungan hidup, Suka kerajinan tangan daur ulang

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Buah Biru yang Menawan

22 Maret 2016   03:50 Diperbarui: 22 Maret 2016   04:24 1131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang jalan menuju rumah ibuku di Bandung, aku tertarik dengan buah yang ada di bawah pohon. Warnanya biru. Waktu aku tengadahkan kepalaku tampak buah yang sama ada di ranting pohon . Selain ada buah yang berwarna biru juga ada buah yang masih tampak hijau. Menurut anakku yang sering lewat sana, dia sering kejatuhan buah itu dan rasanya sakit .Iseng-iseng berhadiah aku mencari tahu buah itu berasal dari jenis pohon apa. Ternyata pohon yang berbuah buah bulat mungil berwarna biru adalah pohon jenitri. Terus terang aku merasa asing dengan pohon jenitri ini dan memang tanaman ini belum banyak diketahui masarakat luas.

Jenitri atau ganitri atau rudraksha atau Elaeocarous ganitrus bahasa latinnya berbatang batang kayu dan memiliki tinggi sekitar 10-15 meter setelah berumur 4 tahun.  Bervariasi tergantung jenis jenitrinya. Kalau yang lokal hanya 4-6 meter saja. Tanaman ini bisa tumbuh di berbagai daerah , baik dataran rendah maupun dataran tinggi.Bila tumbuh di tanah yang subur akhirnya akan tumbuh semakin cepat dan cabang-cabang ranting berkembang dengan daun yang rimbun. Sedangkan daunnya bergerigi dengan ujung agak runcing .Warnanya hijau saat masih segar dan berubah menjadi hijau kemerahan sampai merah saat daun mulai menua yang akhirnya akan berguguran. Untuk bunganya termasuk bunga majemuk ,berbentuk malai  yang ada di ketiak daun. Untuk kelopak bunganya berbentuk  bulat telur memanjang agak runcing. Buahnya biasanya berbentuk bola kecil dengan kulit yang halus . Saat muda berwarna hijau dan saat buah sudah tua berwarna biru tua. Ukurannya antara 0,5 cm sampai 2 cm. Kulit buah terkelupas maka di dalamnya akan terlihat biji jenitri dengan batok yang bergerigi. Semakin tua biji jenitri semakin keras dan tahan disimpan dalam waktu yang lama.

Ternyata buahnya yang sudah tua mempunyai nilai jual yang tinggi. Buah yang sudah dipetik sampai diproses sampai kulit terkelupas sehingga yang terlihat bulatan batok biji yang bersih dari kulit buahnya. Biji yang sudah kering inilah yang siap akan dijual. Juga sangat dibutuhkan untuk industri bahan penyamak kulit dan bahan penelitian obat.. Bisa juga digunakan untuk alat beribadah seperti tasbih, rosario. Satu pohon jenitri yang baik  menghasilkan 5000-6000 butir.

Pohon jenitri ini bisa digunakan untuk tanaman penghijauan untuk lereng-lereng gunung yang gundul sampai untuk penghijauan taman-taman kota. Bisa digunakan sebagai peneduh dari sinar matahari karena rindangnya pohon menghalangi sinar matahari. Bisa bertindak sebagai paru-paru lingkungan. Hal ini disebabkan bisa menghisap polutan yang ada di udara selain menghasilkan oksigen yang bisa meningkatkan kualitas udara bersih. Dan punya nilai jual yang cukup tinggi.

Manfaat dari tanaman jenitri ini adalah

1.      Bisa  meningkatkan kemampuna jantung karena buah atau biji jenitri bisa memberi tanda-tanda elektromagnetik yang positif pada organ-organ pada badan .

2.      Anti peradangan.  Baik di luar atau dalam tubuh dengan cara memakan larutan dari buahnya dan bisa digunakan juga untuk anti pembengkakan.

3.      Menurunkan hipertensi dengan cara meminum air dari rendaman biji jenitri.

4.      Menghilangkan stres karena biji jenitri mempunyai kekuatan untuk menginduksi listrik serta gelombang elektromagnetik yang bisa mempengaruhi sistim otak pusat, mengatur kesehatan serta kesibukan otak dan memberi dampak santai lewat hantaran gelombang elektromagnetik pada otak.

5.      Penghisap polutan. Hal ini disebabkan biji jenitri ini bisa menyerap polutan yang ada

6.      Melindungi paru-paru karena ada kandungan glikosida, steroid,alkaloid, serta flavanoid.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun