Mohon tunggu...
Harry Ramdhani
Harry Ramdhani Mohon Tunggu... Teknisi - Immaterial Worker

sedang berusaha agar namanya di (((kata pengantar))) skripsi orang lain. | think globally act comedy | @_HarRam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Begini Caranya Menasihati Profesor Wenger

21 Agustus 2017   11:13 Diperbarui: 23 Agustus 2017   17:36 2519
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Arsene Wenger saat memenangi Piala FA 2016/17 (si.com)

Prof. Wenger, sepertinya ini waktu yang tepat untuk saya, pada akhirnya, memberitahu kau cara menyusun line-up Arsenal. Bukan. Bukan karena kekalahan yang semestinya kini kami, penggemar Arsenal, yang lambat laun akrabi. Bukan. Bukan juga ingin lancang kepada Prof. Wenger yang sudah terbukti setelah 20 tahun lamanya membawa Arsenal bisa lolos ke Liga Champions. Sekali lagi: bukan. Prof. Wenger, saya hanya geram. itu sahaja.

Begini, Prof. Wenger. Duh, bagaimana yha mesti saya mulai? Begini saja, Prof. Wenger, tak sudahkah ada yang mengingatkanmu tentang pentingnya menyusun starting eleven yang baik? Saya akan menganggapnya sudah, sebab pengalaman dan kepiawaianmu sudah tidak diragukan. Tapi, apa Prof. Wenger ingat: saya sempat mengingatkanmu musim lalu untuk hal serupa?

Dengan penuh ke-ge-er-an tingkat tinggi, saya menganggap Prof. Wenger membaca ini: tentang hal-hal yang tidak Prof. Wenger lakukan ketika Arsenal tertinggal. Harapan saya tentu hanya satu: Prof. Wenger tidak melakukan hal yang sama, yang membuat saya mesti (kembali) ingatkan.

Tapi, yha sudahlah. Itu musim lalu, berbeda dengan musim ini yang baru sahaja mulai. Itu juga baru sekali kalah. Kita tidak bisa dengan cepat menarik kesimpulan untuk musim yang panjang.

Kini Prof. Wenger punya pemain baru. Materi pemain pun semakin beragam. Kamu adalah profesor yang gemar coba-coba meski kami pada akhirnya tidak tahu maksudnya apa? Katanya, begitulah cara terbaik memahami seorang profesor. Bahkan pernah ada yang bilang "antara mulut dan otak, bagi seorang profesor, itu tidak sejalan. Keduanya saling mendahului." Jadi, saya anggap itu wajar.

Dengan formasi baru, 3-4-3, kau mulai dibanding-bandingkan dengan Conte. Siapa lebih baik dan efektif. Hasilnya sama-sama kita tahu: Chelsea juara dan Arsenal tidak lolos Liga Champions. Namun, dengan formasi baru itu, kau mulai memberi harapan baru. Seperti agama, lewat sepakbola, kau selalu menawarkan harapan, bukan?

Begini, Prof. Wenger, sebagai penggemar Arsenal --yang tentu saja arsenal rezim kau-- saya kerap mencoba menerima apa yang kau perbuat untuk Arsenal. Dari mewajarkan pemain-pemain rekrutan baru sampai pemain-pemain yang kau jual; dari formasi-formasi yang mungkin hanya kau yang paham; atau, prestasi yang kau raih. Jujur, saya ikhlas.

Menerapkan formasi baru bukanlah perkara mudah. Saya tahu itu. Pasti banyak percobaan yang dilakukan. sSpekulasi, aktualisasi dan pemain-pemain yang mesti sanggup menafsir keinginan kau. Jika boleh meminjam istilah yang digunakan Romo Sindhunata dari bukunya "Bola di Balik Bulan", dalam sebuah tim mesti ada kaisar dan penglima. Kaisar adalah orang yang bertugas menyusun, merencanakan stategi tim; sedangkan panglima adalah orang yang menerapkan apa yang telah dilakukan kaisar. Kau itu kaisar, Prof. Wenger. Sedangkan panglima itu Ozil. Setidaknya untuk saat ini, saat beberapa pemain cidera dan ngambek untuk alasan ini dan itu.

Sampai di sini kau paham, Prof. Wenger?

Baiklah, akan saya beritahu sebuah susunan pemain rahasia, yang sudah terbukti bisa mengalahkan beberapa tim di konsol gim. Yang sudah tentu menggunakan pondasi yang telah kau siapkan sekarang. Ini bukan main-main, Prof. Wenger. Susunan pemain ini tidak langsung jadi dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Sekali lagi, Prof. Wenger, agar supaya kau percaya: sudah terbukti bisa mengalahkan beberapa tim di konsol gim.

Silakeun dicermati dan ingatkeun bila saya keliru, Prof. Wenger.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun