Mohon tunggu...
Harry Dethan
Harry Dethan Mohon Tunggu... Wiraswasta - Health Promoter

Email: harrydethan@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Perbuatlah Juga Demikian!

16 Maret 2019   16:41 Diperbarui: 16 Maret 2019   20:07 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pasionbiker.com


Motor didorong secara perlahan. Meski rasa lelah menghampiri tubuh, namun kaki tetap melangkah maju dengan kuat. Hujan gerimis yang turun menambah kekesalan dalam hati. Ban motor yang pecah dalam perjalanan pulangnya dari acara bersama para sahabat, membuatnya harus mencari tempat tambal ban secepatnya.

Karlo melihat jam tangannya yang menunjukan waktu telah sampai pada pukul 12.00 malam. Matanya menulusuri setiap sudut jalan untuk mencari tempat tambal ban ataupun bengkel yang masih buka. Sudah hampir satu jam ia terus mendorong motornya, namun belum satupun tempat tambal ban yang ia dapati.

Semua tempat yang ia lalui telah tutup. Adapun satu tempat yang masih buka, tetapi ketika ditanya "Permisi mas, ban saya pecah. Masih bisa ditambal gak?"

Jawaban yang muncul dari pemilik bengkel adalah "Maaf mas, kami sudah mau tutup".

"Apakah orang ini tidak mau menerima pekerjaan? Semoga saja tidak ada lagi yang menambal ban di tempatnya!!!" Kata Karlo yang sepertinya menyumpahi dengan hati yang makin terasa kecut.

Hari ini adalah hari libur. Waktu yang tepat untuk membuat tubuh dan pikiran menjadi lebih fresh. Salah satu caranya adalah dengan menghabiskan waktu sepanjang hari bersama para sahabat.

Kesenangan setelah bertemu para sahabat dan menyantap makanan yang lezat di tempat indah selama seharian penuh membuat tubuh dan pikiran kembali di-charge. Namun apadaya, pecahnya ban motor membuat tubuh, hati dan pikirannya seperti kembali low batt.

Ia kembali menatap pada layar handphone dengan baterai yang tinggal 10%. Sedari tadi ia telah menghubungi para sahabat dekat untuk membantu, namun tak ada satupun yang mengangkat telepon ataupun sekedar membaca whatsapp yang dikirimkan. Di samping kaki yang terus melangkah, meski lelah, otaknya juga terus berpikir keras bagaimana caranya agar minimal bisa sampai ke rumah dengan cepat dan beristirahat.

"Bagaimana caranya? Ah, harusnya hari ini aku bersenang-senang sepanjang hari. Namun kesialan ini menghancurkan segalanya" kata Karlo sambil duduk di depan sebuah Ruko yang juga sudah tutup. Rasa lelah membuatnya memutuskan untuk sedikit beristirahat.

Wajahnya nampak kebingungan. Jalanan yang telah sepi membuat suasana makin tidak menyenangkan. Matanya yang dipenuhi tanda-tanda kantuk masih menelusuri daerah sekitar demi mencari bantuan. Belum lagi tubuhnya yang sudah basah dan dingin karena gerimis yang menerjangnya sedari tadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun