Mohon tunggu...
Harits Wibowo
Harits Wibowo Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Mayat Kehidupan

22 September 2016   22:47 Diperbarui: 23 September 2016   15:33 58
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Manusia mempunyai hormon, nutrisi dan zat yang menunjang pertumbuhan dan perkembangan manusia tersebut. Sementara manusia bisa dibilang mempunyai batas umur untuk bisa bertumbuh kembang padahal zat tersebut masih terus diproduksi oleh tubuh walaupun berkurang jumlahnya. Bila manusia telah mati atau meninggal badan atau tubuh manusia lama kelamaan akan mengeriput karena matinya sel-sel dalam tubuh. Manusia yang sudah mati biasanya dikubur dengan menggunakan peti mati (kecuali yang didaerah atau kepercayaanya ada tradisi pembakaran, pengawetan atau membuang mayat).

Penguburan mayat biasanya menggunakan peti kayu, dan itu menghabiskan tempat. Peti mati yang biasnya terbuat dari kayu juga sangat tidak efisien digunakan karena kayu diambil dari pohon, otomatis harus menebang pohon dan diolah menjadi peti dengan dilapisi timah. Padahal didalam tanah kayu yang digunakan untuk membuat peti akan terurai juga. Belum lagi  batu nisan dan peletakan mayat yang menghabiskan tempat. Nisan juga terbuat dari batu yang menghabiskan tempat peresapan air.

Di Itali  mulai mengenalkan proyek Green Cemetries”yang bisa dibilang pemakaman hijau di Itali. Peti mati yang digunakan diberi nama Capsula Mundi yang diciptakan oleh Anna Citelli dan Raoul Bretzel. Langkah yang dilakukan oleh Itali ini diambil untuk mengurangi dampak Global Warming yang telah membuat bumi ini dalam keadaan kritis.

Capsula Mundi ini adalah peti mati yang berbentuk kapsul yang nantinya akan ditanam didalam tanah seperti peti mati biasanya. Bedanya bahan dasar kapsul terbuat dari Starch Plastic. Starch Plastic adalah plastik yang terbuat dari bahan-bahan biomassa, seperti lemak dan minyak dari sayuran, tepung jagung, tepung kanji, dll. Jadi bisa dipastikan kapsul ini ramah lingkungan. Selain itu tepat diatas kapsul ditanami pohon, sehingga nanti pohon tersebut bisa tumbuh. Akar pohon tersebut akan menembus kapsul dan mengambil nutrisi dari jasad manusia yang telah mati didalamnya.

Yang pertama adalah pembuatan kapsul. Setelah kapsul tersebut jadi, kapsul diisi dengan jasad orang yang telah meninggal. Jasad tubuh manusia diposisikan seperti janin didalam rahim ibu yang sedang mengandung, sehingga tidak memakan tempat saat ditanam atau dikubur dibawah tanah, seperti gambar dibawah.

Seteah kapsul dikubur, tepat diatas kapsul tersebut di tanam pohon yang nantinya akar pohon tersebut akan menembus kapsul dan menyerap nutrisi dari jasad orang tersebut seperti gambar diatas. Kemudian pohon akan tumbuh karena menyerap nutrisi dari jasad yang telah diurai. Bisa diibaratkan pohon tersebut adalah “Reinkarnasi” dari jasad yang telah meninggal. Jadi zat yang telah diuraikan dapat diserap nutrisinya oleh pohon dan bisa membantu pertumbuhan pohon tersebut. Berikut gambar bagan atau step by steppemakaman Capsula Mundi :

Jadi jasad orang yang sudah meninggal tidak menghabiskan tempat untuk pemakamannya. Menambah resapan air, mengurangi penebangan pohon untuk pembuatan peti mati juga memperluas paru-paru dunia. Karena kapsul-kapsul yang ditanam menghasilkan pohon yang menambah resapan air dan menghasilkan oksigen bagi manusia disekitar. Jadi jasad tersebut bisa bermanfaat bagi orang-orang dan lingkungan disekitarnya.

Gimana menurut kalian? Perlukah  di kembangkan juga di negeri kita tercinta ini?

Source

Harits Ario Wibowo

(D3 Desain Arsitektur)

Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun