Mohon tunggu...
Handoyoputro
Handoyoputro Mohon Tunggu... Freelancer - Personal Life Coach

Personal Life Coach, Licensed Practitioner of Neuro Linguistic Programming, Certified Hypnotherapist, Certified Instructor

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Belajar Menghadapi Masalah dari Samurai

22 Juli 2017   17:04 Diperbarui: 22 Juli 2017   20:19 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ketika Takua Soho mengajarkan teknik beladiri pada Yagyu Muninori, beliau mengajarkan pentingnya menggunaka pikiran yang tidak berhenti, dalam mengantisipsi setiap serangan lawan. Yagyu Mininori adalah saingan terberat Mushashi, seorang pendekar tak terkalahkan dalam sejarah Samurai di Jepang.

Takuo Soho mengajarkan, bahwa saat kita menatap sebuah pohon dan hanya melihat sehelai daun saja, maka kita tidak bisa melihat daun daun yang lain. Tetapi ketika kita memandang pohon tanpa memikirkan apapun, tanpa memberikan penilaian maupun deskripsi, maka kita bisa melihat seluruh daun tanpa batas. Jika ada sehelai daun yang menahan pikiranmu, maka daun yang lain seolah tidak tampak di hadapanmu.

Demikian pula dengan pikiran kita ketika menghadapi musuh berpedang. Ketika pedang musuh menyerang, dan pikiran kita tertahan pada serangan itu, maka pikiran menjadi terhenti di sana. Hal ini mengakibatkan gerakan kita menjadi tak selesai, dan dirobohkan oleh lawan. Ini yang disebut dengan pikiran yang berhenti.

Tetapi ketika pikiran kita  tidak tertahan di sana, maka kita bisa terus bergerak maju, dan merebut pedang lawan, dan membuatnya menjadi senjata yang membunuh tuannya sendiri. Dalam ilmu beladiri, ini yang dinamakan dengan jurus "tanpa pedang".

Jika pikiran kita terpecah, maka gerakan kita menjadi salah dan membuat kita terkalahkan. Demikian pula jika pikiran kita terhenti pada diri sendiri, ritme pertarungan, pedang atau salah satu tempat, maka gerakan kita mejadi terhenti di sana dan diselesaikan lawan.

Ketika kita menerima serangan sepuluh orang pendekar berpedang, kemudian kita tangkis setiap pedang tanpa menghentikan pikiran kita pada setiap gerakan, dan terus bergerak dari satu gerakan kepada gerakan selanjutnya, maka kita tidak akan kehilangan jurus untuk menghadapi setiap serangan.  Dan ketika kita berhenti pada salah satu serangan dari mereka, walaupun kita bisa menghentikan serangan itu, tetapi kita tidak akan bisa mengeluarkan jurus yang tepat pada serangan berikutnya.

Walaupun kita bukan pendekar, kita bisa belajar dari Takuan Soho, untuk menghadapi setiap problema yang kita hadapi. Dunia selalu mengalami perubahan, dan tidak ada yang abadi selain perubahan itu sendiri. Termasuk masalah masalah yang selalu kita hadapi.

Ketika anda menghadapi problema dalam kehidupan, dan anda terus meratapi problema itu dengan cara menyalahkan pihak lain, maka pikiran anda menjadi terhenti di sana. Sehingga ketika problema itu menghasilkan problema yang lain, atau muncul problema baru, maka anda tidak siap untuk mengantisipasinya.

Menyalahkan pihak lain, situasi, atau kondisi, akan menempatkan diri anda pada posisi tidak berdaya. Dalam posisi ini anda hanya bisa mengeluh dan membuat pikiran anda berhenti di sana. Mengambil alih tanggung jawab akan membuat anda berpikir pada solusi yang dapat anda lakukan. Dan ketika anda meletakkan tangung jawab semua masalah dan rencana pada diri anda sendiri, maka pikiran anda menjadi siap untuk menghadapi semua masalah, baik yang sedang anda hadapi maupun yang mungkin akan terjadi.

Akhirnya, ketika kita bersedia mengambil alih semua tanggung jawab terhadap kehidupan kita sendiri, maka pikiran kita menjadi lebih siap, untuk bergerak secara terus menerus dalam mengantisipasi setiap problema yang ada. Tidak terhenti pada kesibukan mencari kesalahan yang ada di luar sana.

Semoga bermanfaat

Handoyoputro

Black Walet Business Coach

Mind Navigator

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun