Hamza Galih dan Wawan Hadi
Sebuah gambar mengungkapkan seribu cerita, begitulah yang dikatakan oleh iklan Kodak yang terkenal. George Eastman sang pendiri perusahaan foto Amerika pasti tak pernah membayangkan bagaimana fotografi digital bisa berkembang pesat. Saat ini kita bisa menemukan perubahan lingkungan, sekaligus penyebab kabut asap sampai ke titik paling detail.
Pertanyaannya, seberapa banyak kesalahan perusahaan yang harus dipertanggung jawabkan, dan apakah kebakaran lahan tersebut disengaja? Dengan kata lain, apakah kebakaran tersebut merupakan hasil dari tindakan pembakaran yang terorganisir dan sudah menyebar luas? Kepolisian Indonesia berpikir demikian. Kepolisian sudah menuntut 235 kasus yang berkaitan dengan kebakaran yang disengaja. Kebakaran lahan juga sudah membuat para anggota parlemen menyerukan pengungkapan perusahaan-perusahaan yang bertanggung jawab atas kerusakan tersebut. Kebakaran yang disengaja terhadap aset negara sudah menjadi momen politik.
Perbandingan foto satelit di sebelah kiri baru-baru ini menunjukkan ekosistem yang relatif sehat di bulan Juni 2015. Di bulan September tahun ini, asap tebal muncul di Sumatra Selatan. Foto satelit di sebelah kanan menujukkan warna kuning sebagai area konservasi, warna merah sebagai perkebunan, dan yang kecoklatan adalah lahan pertanian lain. Asap bisa dilihat dari jejak biru muda yang dimulai dari titik antara area dengan Nilai Konservasi Tinggi.
Untuk mencari jawabannya, kami berkunjung ke Sumatra Selatan dan menguji pertanyaan tersebut secara independen dan menginvestigasi apakah tuduhan-tuduhan yang dibuat LSM-LSM bisa dibuktikan. Hal ini dilakukan dengan pemikiran bahwa bencana ekologi ini terlalu dahsyat untuk dibiarkan.
Kedua perusahaan tadi berlokasi di kecamatan Air Sugihan dan kecamatan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI) di Sumatra Selatan, rumah bagi Asia Pulp & Paper dan anak perusahaannya Sinar Mas serta seluruh jaringan pemasok dan pemegang ijin konsesi yang menurut pejabat APP begitu banyaknya sehingga menyulitkan pengawasan akan kepatuhan terhadap hukum.
Ini bukan pertama kali LSM menunjuk Asia Pulp & Paper. Jikalahari yang dibiayai oleh pihak asing menunjuk PT Bumi Mekar Hijau dan menyebutkan analisis data satelit yang menunjukkan titik api di lahan konsesi pemasok APP, PT Rimba Perhutani di awal Juli tahun ini. Masalahnya, Jikalahari sendiri punya rahasia dengan pemimpinnya yang diidentifikasi terlibat dalam aksi radikal.