Mohon tunggu...
Hamnur Hanursi
Hamnur Hanursi Mohon Tunggu... -

Saya dilahirkan di sebuah dusun yang teduh nan unyu-unyu bernama Uraso. Didepan rumahku menjulang kokoh pegunungan Kambuna, mensuplai air bagi mengalirnya sungai Uraso, tempat dimana aku dan sahabatku kecil-ku riang bermain. Aku menghirup udara pertama kali di suatu subuh yang sejuk, udara yang segar masuk ke paru-paru-ku, ketika kokok ayam bersahutan menyambut datangnya cahaya pagi. Sang fajar perlahan naik, sinarnya menembus dinding rumah dan mendarat tepat diatas tubuh mungil-ku. Ayahku menyaksikan, lalu berkata NUR (CAHAYA), darisanalah aku diberi nama HAMNUR. HAM berarti daging (tubuh/manusia) NUR berarti CAHAYA. HAMNUR berarti manusia yang...? Ah, apalah arti sebuah nama...? aku hanya berharap, perbuatanku selaras dengan namaku.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Do'a Pun Dibajak Sembiring

17 Agustus 2017   05:19 Diperbarui: 17 Agustus 2017   13:48 1649
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya tau, kegiatan bajak membajak adalah perbuatan negatif, jahat: bajak karya cipta, bajak pesawat, bajak laut dll adalah perbuatan kriminal kecuali bajak sawah.

Saya juga tau,  Tifatul Sembiring membacakan Do'a yang nyeleneh, sangat vulgar menyerang pribadi  Presiden dan Wapres pada sidang Tahunan MPR didepan umum dan disaksikan jutaan pasang mata.

Namun saya baru tau, ternyata beliau membacakan Do'a dengan membajak teks yang dibacanya? Informasi yg kita dapatkan belakangan bahwa, ada beberapa do'a Tifatul yang tidak ada pada teks yang dibacanya. Artinya, beliau berinisiatif melakukannya sendiri?

Ketahuilah, kata2, sikap adalah jendela hati realitas fikiran. Artinya, dari sikap dan kata2 seseorang, kita dapatkan mengintif hati seseorang. Terkecuali jika dia adalah seorang pembohong, maka kita memiliki pengetahuan lain, bhw dia adalah pembohong.

Jadi apa yg bisa kita intip dari do'a miring Tifatul Sembiring?

1. Sengaja.
Saya sangat yakin bhw Tifatul melakukan itu dengan sengaja, kecuali jika saat itu dia sedang mabok, teler.

2. Sarkatis.
Apa itu? Sarkatis adalah kata2 sindiran yang bermaksud mengejek, mencomo'o seseorang.

3. Sindir Garam.
Makin terang bahwa Tifatul hendak menco'o pemerintahan Jokowi-JK dengan sarkesme ketimbang berdo'a dgn tulus, itu dapat kita lihat saat mendengar beliau menyindir kelangkaan garam. Do'a kok nyerempet ke soal kelangkaan garam? Ini do'a apa kampanye politik?  

4. Do'a politik.
Bagi saya, do'a Tifatul lebih tendensius bersifat serangan politik ketimbang Do'a seutuhnya. Ketahuilah, Tuhan itu lebih tau tentang kondisi pak Jokowi dari siapapun, jadi apa perlunya memberi tau Tuhan dengan statement seperti itu? Apakah Tifatul merasa lebih tau kondisi pak Jokowi dibanding Allah? Sangat jelas do'a Tifatul sangat kental mengandung pesan politik.

So, sangat terang bagiku untuk melihat bahwa Do'a Tifatul dan mungkin mewakili partainya (PKS) lebih kental beraroma politik ketimbang bobot Do'a itu itu sendiri. Terdapat kebencian yang terselubung pemerintahan Jokowi-Jk?  Apa karena presiden mengeluarkan PERPPU ormas untuk membubarkan HTI yang ditentang partai Tifatul? Saya melihatnya ke arah itu.

Do'a kok dibajak, sawah tuch yang dibajak biar menghasilkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun