Mohon tunggu...
Hamdi Akhsan
Hamdi Akhsan Mohon Tunggu... -

Penyampai aspirasi pribadi, pemuda yang insyaallah akan membangun bangsa ini!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kompilasi Pantun-pantun Penutup Malam

22 Januari 2011   23:30 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:17 12295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pantun Penutup Malam 1. Kaki melangkah,biar melangkah, semoga esok tak lagi ngilu. Hati yang luka,biarlah luka, semoga esok bertemu rindu. Kaki yang pedih,biarlah pedih, ketika sembuh tak lagi ngilu. Hati yang sedih,biarlah sedih. berbilang tahun akan berlalu. Hendak gugur,gugurlah nangka, jangan dihadang buah mengkudu. Hendak tidur,tidurlah mata, jangan dikenang yang tak merindu. Pantun Penutup Malam 2 Walau redup cahaya bulan, janganlah sedih si burung nuri. Walau hidup banyak tangisan, jangan selalu ratapi diri. Bulan redup tanggal sebelas, tertutup awan di malam dalu. Jalani hidup secara ikhlas, nasib di depan siapa yang tahu. Hendak gugur,gugur kelapa, ingatlah sabut serat berbulu. Hendak tidur,tidurlah mata, impikan esok bahagia selalu. Pantun Penutup Malam 3 Selama rapat susunan awan, Musim penghujan kan banyak air. Selama jasad dikandung badan, nasehat indah tetap mengalir. Gugur-gugurlah wahai sang nangka, jangan menimpa buah keluih. Tidur-tidurlah wahai sang mata, semoga esok tak jumpa sedih. Puncak Himalaya jauh diawan, tinggi gunung di kalimutu. Hendak kerja,kerjalah kawan, saya bermohon pamit dahulu. Pantun Penutup Malam 4 Banjir bandang tepian runtuh, hancurlah juga sawah dan ladang. Hidup berjalan bangun dan jatuh, pada-Mu jua hamba serahkan. Rusak binasa dalam sekejap, tak ada lagi batasnya lahan. Walau manusia tiada menganggap, menjadi amal disisi Tuhan. Gugur-gugurlah si buah pala, moga diminum sembuhah demam. Tidur-tidurlah wahai sang mata, moga terbangun didalam iman. Pantun Penutup Malam 5 Kepahyang muda jatuh dihulu, hanyut di sungai ditepi huma. Kalaulah saya pergi dahulu, lanjutkan syair dakwah agama. Anak selayak matanya buta, terbang segalah jatuh tak sadar. Hendak banyak,banyaklah cita, Tuhan jualah yang punya Qadar. Lebat-lebatlah di petang hari, hujan jan datang di saat senja. Taubat-taubatlah wahai sang diri, maut kan datang dimana saja. Al Faqir Hamdi Akhsan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun