Mohon tunggu...
Halim Pratama
Halim Pratama Mohon Tunggu... Wiraswasta - manusia biasa yang saling mengingatkan

sebagai makhluk sosial, mari kita saling mengingatkan dan menjaga toleransi antar sesama

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Merawat Keberagaman melalui Toleransi Antar Umat

16 Juni 2017   06:36 Diperbarui: 16 Juni 2017   08:23 1476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: stgreenie.WordPress.com

Dalam keberagaman diperlukan pengertian. Dan dalam pengertian itulah nilai-nilai toleransi harus diimplementasikan. Karena hanya melalui toleransilah, perbedaan dan keberagaman di Indonesia akan bisa terjaga. Kenapa bisa? Karena dengan adanya keberagaman, interaksi sosial antar masyarakat akan tetap terjaga. Sebagai makhluk sosial, masyarakat dituntut untuk saling mengenal satu dengan yang lainnya. Saling menyapa ketika bertemu diluar rumah. Dan selalu mengedepankan musyawarah jika terjadi perselisihan dalam lingkungan masyarakat.

Masyarakat Indonesia sebenarnya sangat memahami, bahwa keberagaman di negeri ini tidak bisa dihindarkan. Bahkan keragaman itu sudah terjadi sejak republik ini ada. Semangat menghargai perbedaan, juga telah ditunjukkan para pendahulu bangsa. Dan karena ada toleransi antar suku ketika itu, tidak ada ego sektoral ataupun ego pribadi. Karena tidak adanya ego, semua pihak sepakat tidak mengusung bahasa atau identitas lokal masing-masing. Karena toleransi ini pula, akhirnya Indonesia lahir. Bukan hal yang berlebihan jika kita mengatakan Indonesia lahir diatas keberagaman.

Dalam perjalannya, Indonesia dianggap berhasil membuktikan sebagai negara dengan keberagaman agama yang harmonis. Inilah yang patut kita syukuri bersama sebagai sebuah bangsa beragam tetapi mengedepankan semangat keagamaan yang toleran. Sayangnya, harmonisasi antar umat beragama itu, akhir-akhir ini dikotori oleh ujaran dan perilaku kebencian. Ironisnya lagi, kebencian itu justru dilandasi karena perbedaan latar belakang termasuk perbedaan agama. Banyak hal yang bisa kita jadikan pembelajaran bersama, agar kekerasan atas nama agama tidak terjadi di negeri ini.

Setelah melewati bulan penuh berkah Ramadan, semoga kita akan berubah menjadi pribadi yang toleran, yang tidak mudah menyebarkan pesan kebencian ataupun mudah mencaci maki atau berbuat kasar kepada orang lain. Setelah Ramadan, daerah-daerah yang selama ini rawan disulut sentimen SARA, diharapkan tidak lagi terjadi. Para elit politik juga diharapkan lebih bijak, tidak mencampuradukkan agama dan politik demi mendapatkan simpati publik.

Banyak orang mengatakan menghargai itu penting. Indonesia begitu indah dengan adanya banyak suku-suku dan keanekaragaman budayanya. Namun, keberagaman tidak hanya dipahami sebagai sebuah teori. Tapi harus diimplementasikan dalam perilaku. Jika kita tidak bisa menghargai perbedaan itu sendiri, mustahil toleransi antar umat beragama akan bisa terwujud. Dan dalam agama apapun di Indonesia, semuanya menganjukan agar semua umat beragama saling menghormati antar sesama. Lalu, jika masih ada elit politik atau tokoh yang mengaku paham agama, tapi perilakunya tidak toleran, tentu hal ini sangat disayangkan.

Ingat, toleransi tidak sekedar tahu bahwa Jawa itu berbeda dengan Sunda atau suku yang lainnya. Tetapi juga menghargai kenapa Indonesia penuh dengan perbedaan. Toleransi antar umat beragama juga menuntut adanya partisipasi aktif, bukan justru memunculkan sikap acuh tak acuh dalam menyikapi perbedaan. Karena bukan dari suku yang sama, karena tidak memiliki keyakinan yang sama, maka kita tidak akan saling menolong dan menghargai. Mari kita buang sikap yang seperti ini. Ekspresikan toleransi dalam diri melalui ucapan dan perilaku. Dan selamat datang kedamaian, jika kita bisa menjaga dan menciptakan harmoni ditengah keberagaman ini.

Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun