Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Falcao, WS Rendra, dan Rumah

22 Februari 2017   10:48 Diperbarui: 23 Februari 2017   18:33 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekspresi Falcao usai bikin gol ke gawang Manchester City/Daily Mail

Media-media Inggris itu jahat. Utamanya dalam penyematan julukan kepada pesepak bola. Kepada pemain-pemain top yang dianggap gagal ketika main di klub Inggris, pers Inggris suka menyematkan julukan “flop”. Julukan itupula yang disematkan kepada Radamel Falcao yang selalu disebut “Manchester United flop” meski dia tengah tampil bagus di klub barunya. Pers Inggris seolah enggan melupakan masa lalu sang pemain.

Namun, media Inggris ternyata juga bisa bersikap fair untuk menepikan kata flop itu--mungkin untuk sejenak. Pers Inggris tak segan memuji penampilan Falcao ketika kembali ke Inggris kala membela AS Monaco menghadapi Manchester City di leg I babak 16 besar Liga Champions dini hari tadi.

Surely not the same man we saw in England? A predatory header to equalise and one of the finest chips of all time for the second”.

Begitu pujian yang disampaikan Daily Mail untuk Falcao yang membuat dua gol dalam laga yang dimenangi City 5-3 itu. Gol pertama lewat heading adalah pembenar dari kejeliannya mencari ruang dalam menyambut umpan crossing. Dan kedua lewat sebuah tendangan chip keren adalah penegas bagusnya visi, skill dan insting gol Falcao. Dalam rapor penampilan versi Daily Mail, pemain berusia 31 tahun ini mendapatkan nilai 8,5--paling tinggi di Monaco. Andai eksekusi penalti nya bisa jadi gol dan Monaco menang, nilainya tentu bisa lebih tinggi.

Namun, yang membuat Falcao senang sepertinya bukan nilai itu. Terlepas dari skor nya, Falcao pastinya bahagia bisa membuktikan diri kepada warga Kota Manchester dan juga Inggris, bahwa dirinya tidak seburuk dugaan banyak orang. Maklum, selama dua tahun bermain di Inggris, Falcao tidak bisa memperlihatkan identitasnya sebagai salah satu penyerang haus gol di Eropa.    

Tahun 2014 silam, Falcao didatangkan Manchester United dari AS Monaco dengan status pemain pinjaman. Ada ekspektasi besar dari fans United seiring kostum nomor 9 yang diberikan kepadanya. Namun, apa yang terjadi, Falcao malah kerap jadi cadangan. Dia bukan pilihan utama Louis van Gaal. Di musim 2014/15, Falcao hanya main 26 kali dan itupun lebih sering tampil dari bangku cadangan dengan empat kali bikin gol. Di akhir musim, petualangan Falcao berakhir di Manchester. Dia didepak. Dia bahkan dianggap sebagai transfer terburuk United di musim ini.

Dari United, Falcao kembali bermain di Inggris. Kali ini di Chelsea. Dan masih dengan status pinjaman. Di awal musim 2015/16, pelatih Chelsea kala itu, Jose Mourinho berujar akan mengembalikan Falcao ke level terbaiknya. Yang terjadi, Falcao hanya main 10 kali dengan hanya mencetak sebiji gol di musim itu.

Inggris bak menjadi tempat asing yang sama sekali tidak ramah bagi Falcao. Meski bermain di klub besar dan digaji besar, Falcao tidak merasa nyaman. Dia justru merasa sepi dalam keramaian. Hari-harinya membosankan. Berlatih dan berlatih. Lalu duduk di bangku cadangan dan melihat rekan setimnya bermain. Ia merindukan ‘rumah’ seperti yang ia rasakan di FC Porto dan Atletico Madrid.

Rasa kesepian dan rindu rumah itulah yang membuat penampilan Falcao menurun drastis. Dia bukan lagi striker maut seperti ketika membela FC Porto dan Atletico Madrid.  Dia bak sebuah tungku tanpa api, persis seperti gambaran penyair WS Rendra dalam puisinya berjudul “kangen”.

Kau tak akan mengerti bagaimana kesepianku

menghadapi kemerdekaan tanpa cinta.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun