Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ramadan Segera Berlalu dan Hati yang Pilu

22 Mei 2020   16:48 Diperbarui: 22 Mei 2020   16:49 565
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ramadan segera pergi. Semoga kita bisa kembali bertemu Ramadan tahun depan/Foto: hipwee.com

Tamu mulia. Tamu yang kedatangannya dirindukan.

Begitu kita biasa menyebut Ramadan. Kini, tamu yang dulu dirindukan itu akan segera pergi. Hanya dalam hitungan hari, tamu mulia itu akan segera berlalu.

Pertanyaannya, bila kita mengibaratkan Ramadan sebagai tamu yang dirindukan kedatangannya, bagaimana kita memperlakukan "tamu mulia" tersebut selama 29 hari sejak ia datang.

Jangan-jangan, dulu kita berujar gembira dengan datangnya Ramadan. Kita bilang sayang dengan Ramadan yang kita sebut bulan penuh berkah.

Tapi, kita malah menyalahkan Ramadan ketika merasa lemas kala bekerja di siang hari. Kita menuduh Ramadan sebagai penyebab berkurangnya waktu tidur karena terbangun di waktu sahur.

Jangan-jangan, dulu kita berujar senang dengan datangnya Ramadan. Kita  bilang Ramadan menjadi kesempatan untuk berburu pahala karena nilai kebaikan akan dilipatgandakan pahalanya.

Tapi, kita malah terlena dengan pekerjaan sehingga untuk sholat wajib pun baru dikerjakan di akhir waktu. Pun, di waktu sepertiga malam, kita malah erat memeluk guling.

Jangan-jangan, dulu kita berkata sayang Ramadan. Kita bilang Ramadan bulan ampunan karena 'pintu-pintu' ampunan dibuka selebar-lebarnya.

Tapi, kita malah menjadi orang yang sering berkata kasar kepada semua orang. Ternyata, kita malah menjadi orang yang mudah marah di jalanan. Hanya karena masalah sepele, merasa berhak maki-maki orang lain.

Jangan-jangan, dulu kita pernah berujar Ramadan itu momentum untuk mendekatkan diri kepada Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang.

Tapi, untuk memperhatikan orang tua saja tidak sempat. Padahal ridho nya orang tua itu sumber ridho nya Allah. Kita juga pelit membagikan sebagian harta sebagai wujud mengasihi orang-orang yang lebih membutuhkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun