Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Setop Jadi "Kolektor" Sampah Plastik Selama Ramadan

10 Mei 2019   15:32 Diperbarui: 10 Mei 2019   15:44 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setop jadi kolektor sampah plastik di bulan puasa/Foto: idntimes.com


Bulan Ramadan seharusnya menjadi momentum tepat untuk refleksi diri. Ramadan seharusnya menjadi periode untuk menahan diri. Diantaranya menahan diri dari kebiasaan konsumsi yang berlebihan. Namun, yang terjadi, bagi sebagian orang, Ramadan justru menjadi festival konsumerisme tanpa makna.

Ironisnya, festival konsumerisme yang ditandai dengan tingginya tingkat konsumtif masyarakat tersebut, disertai meningkatnya penggunaan plastik. Padahal, sejak beberapa tahun lalu, di banyak tempat, muncul semangat untuk membatasi penggunaan plastik yang merupakan jenis sampah tak terurai.

Jelang waktu berbuka, kita antusias membeli gorengan, yang kebanyakan dibungkus plastik. Meski ada juga penjual gorengan yang memakai bungkus kertas. Kita juga tergiur membeli es degan, es teh dan jenis es lainnya yang juga dibungkus plastik. Belum lagi bila membeli sayuran siap saji yang banyak ditemui di pinggir jalan, yang lagi-lagi dibungkus plastik.

Apalagi bila ditambah belanja camilan di minimarket dan juga kebutuhan sehari-hari yang tentunya dibungkus plastik. Daftar bertambah panjang bila ditambah dengan belanja sayur di tukang sayur yang kebanyakan juga dibungkus plastik.

Bila seperti itu, mungkin tanpa kita sadar, kita telah menjadi kolektor alias pengumpul sampah plastik di bulan Ramadan. Bila setiap hari kita mengumpulkan plastik, bayangkan betapa banyak plastik yang telah kita 'beli' selama sebulan.

Nah, agar tidak menjadi kolektor sampah plastik, kiranya penting untuk menanamkan kesadaran berubah. Utamanya mengubah pola pikir bahwa plastik bukanlah satu-satunya wadah. Lantas, menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Di bulan Ramadan ini, dengan tingginya aktivitas yang memungkinkan penggunaan plastik sekali pakai, kita bisa menjadikannya momentum untuk mengubahnya.

Membawa wadah dari rumah ketika membeli kebutuhan berbuka puasa

Meninggalkan kantung plastik dan beralih ke wadah lainnya memang tidak mudah. Namun, bila ada kemauan, kita bisa melakukannya. Selama tidak ada kemauan, niatan untuk beralih dari plastik ke wadah lainnya itu selamanya sebatas niat.

Ambil contoh ketika hendak membeli kebutuhan berbuka puasa semisal es degan, es teh dan kawan-kawannya, kita bisa mengganti plastik dengan wadah lainnya. Kita bisa membawa tempat dari rumah. Apalagi, untuk berbuka puasa sekeluarga, kita pasti membeli dalam jumlah besar. Membawa wada sendiri tentunya akan lebih praktis. Bayangkan jika membeli es siap minum dalam jumlah banyak dan semuanya dibungkus plastik.

Begitu juga ketika membeli gorengan, sebagai pengganti kantung plastik, kita bisa membawa wadah kotak makan dari rumah sebagai tempat. Toh, untuk kebutuhan takjil berbuka, kita tidak mungkin membeli sekian puluh gorengan. Pendek kata, selama ada kemauan, kita bisa mengurangi penggunaan kantung plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun