Mohon tunggu...
Hadi Santoso
Hadi Santoso Mohon Tunggu... Penulis - Penulis. Jurnalis.

Pernah sewindu bekerja di 'pabrik koran'. The Headliners Kompasiana 2019, 2020, dan 2021. Nominee 'Best in Specific Interest' Kompasianival 2018. Saya bisa dihubungi di email : omahdarjo@gmail.com.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Homeschooling untuk Anak Jangan Sekadar "Ingin"

5 September 2018   05:35 Diperbarui: 5 September 2018   14:23 1556
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Penerapan homeschooling bagi anak, punya sisi plus dan minus. Karenanya, tidak bisa sekadar karena keinginan orang tuanya/Foto: dolsan.by

Homeschooling atau dalam terjemahan bebas dimaknai dengan "sekolah-rumah", kini dianggap sebagai salah satu alternatif pendidikan yang memiliki daya tarik tersendiri yang tidak dimiliki sekolah. 

Tidak sedikit orang tua yang mulai memilih untuk melanjutkan pendidikan anaknya melalui homeschooling. Salah satu pertimbangannya, orang tua memandang homeschooling lebih tepat untuk mengembangkan bakat dan minat sang buah hati.

Apakah sampean (Anda) termasuk orang tua yang juga berminat untuk menerapkan homescholling bagi kelanjutan pendidikan anak-anak? Memilih homeschooling tentu sah-sah saja. Namun, yang paling penting, pilihan itu dilakukan dengan pertimbangan matang, tidak sekadar pengen. Sebab, pilihan "sekolah di rumah" ini juga memiliki plus minus.

Beberapa waktu lalu, saya sempat berbincang dengan pakar pendidikan yang ada di Surabaya. Ada beberapa isu pendidikan yang menjadi bahan perbincangan kami. Salah satunya tentang homeschooling ini.

Nah, menurut pak pakar pendidikan tersebut, istilah homeschooling mulanya berkembang di Amerika Serikat. Awalnya, karena orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus yang agak susah kalau (pendidikannya) ditangani secara klasikal dan orang tuanya juga memiliki kemampuan tentang pendidikan anak, lalu orang tua nya bisa memberikan perlakuan khusus kepada anak.

Merujuk pada konteks tersebut, prinsip utamanya sesungguhnya tidak semua anak akan cocok bila harus menjalani homeschooling di rumah. Dan juga, tidak semua orang tua bisa menyelenggarakan homeschooling di rumahnya.  

Namun, dalam perkembangannya, konteks awal tersebut sudah berubah. Sekarang ini, alasan orang tua menerapkan "sekolah di rumah" untuk anaknya salah satu yang utama lebih dikarenakan karena kesibukan. 

Selain juga alasan memberikan perlindungan terhadap anak seiring menyeruaknya pemberitaan kasus bullying anak yang terjadi di lingkungan sekolah. Atau juga karena ingin agar anak belajar khusus dengan guru yang memiliki pendekatan mengajar berbeda dengan kelas umumnya.

Tentunya penerapan homeschooling ini ada plus minusnya. Ada kelebihan dan kekurangannya. Sisi plusnya, ada ruang lebih bagi orang tua untuk mengatur jam belajar anaknya. Jam belajar anak akan bisa selaras dengan jadwal kegiatan kerja orang tua. Dan memang, dari fleksibilitas waktu, homeschooling punya banyak sisi plus.

Tetapi sisi kurangnya, pakar pendidikan tersebut mengingatkan bahwa visi pendidikan yang harus membangun kesadaran anak untuk bertumbuh bersosialisasi dalam sebuah komunitas dan terbiasa bekerja sama menjadi lemah. Nah, kalau bicara homeschooling, sisi ini yang harus ditangani dan diperkuat agar menghindari kemungkinan anak hanya asyik dengan dirinya tetapi asing dengan lingkungan sosialnya yang lebih luas.

Selain juga, dengan homeschooling, pendidikan membutuhkan biaya tinggi (high cost) sehingga tentunya tidak semua anak bisa diterapkan home schooling ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun