Mohon tunggu...
Leonardi Gunawan
Leonardi Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Karyawan

Warga Negara Biasa Yang Ingin Indonesia Ke Piala Dunia

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Leicester City dan Cerita Cinderella yang Sulit Terulang

13 Agustus 2017   02:04 Diperbarui: 13 Agustus 2017   08:37 867
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pada Musim 2015/2016 adalah musim terbaik bagi Leicester City sepanjang sejarah berdirinya klub tersebut. Pada musim itu dibawah asuhan Claudio Ranieri bak cerita dongeng Cinderella, tanpa ada yang memprediksi Leicester City  berhasil meraih gelar liga Inggris.

Setahun berselang musim 2016/2017 performa  terbaik musim sebelumnya seperti nyaris tak tersisa, jeblok. Ranieri yang sebelumnya diagung- agungkan sebagai pelatih terhebat sepanjang berdirinya klub dengan sangat terpaksa harus merelakan kursi kepelatihannya digantikan oleh asistennya Craig Shakespeare.

Sebenarnya jebloknya performa The Fox, julukan Leicester, tidak bisa dibebankan kepada Ranieri sendiri. Performa para pemain juga jeblok, Sang bomber, Jamie Vardy yang pada saat Leicester juara bisa mencetak 24 gol, hanya bisa mencetak 13 gol musim lalu seperti yang dilangsir whoscored.com 11/8/2017. Akibat performa yang jelek musim lalu Leicester hanya mampu finish diperingkat ke 12, bahkan di awal musim sampai pertengahan ancaman degradasi sempat menghampiri mereka.

Memasuki musim 2017/2018 ini skuad Leicester sebenarnya tidak banyak berubah saat mereka menjuarai gelar liga dua tahun lalu, nama -- nama seperti Vardy, Mahrez, Drikwater, Schmeichel masih ada didalam skuad. Saat ini ada 3 nama baru yang masuk untuk menambah kekuatan The Fox.

Kalechi Iheanacho di datangkan dari Manchester City sebesar 24 juta Euro untuk menambah gedor lini depan. Iheanacho sendiri memang membutuhkan tempat pembuktian setelah tidak mendapatkan tempat regular di City. Pemain kedua adalah Vincente Iborra, di datangkan dari Sevill, berfungsi sebagai gelandang bertahan. Dia diharapkan mampu menggantikan peran dari Kante yang musim lalu dibeli oleh Chelsea. Ketiadaan gelandang bertahan yang baik, boleh jadi alasan utama rapuhnya pertahanan Leicester musim lalu. Pemain ketiga adalah seorang center bek yakni Maguire yang didatangkan dari Hull City.

Leicester harus fokus dan harus keluar dari nostalgia cerita Cinderella untuk bisa mencapai prestasi yang baik. Cerita emas masa lalu tinggallah sebauh cerita. Kedepan tantangan jauh lebih berat.

Pada pertandingan pertama Leicester sudah harus mengakui keunggulan 4-3 Arsenal di Emirates Stadium. Sempat memimpin dua kali akhirnya Vardy harus takluk  lewat sundulan Oliver Giround pada menit ke 86. Kita nantikan bersama perjalanan Leicester City musim ini, memang sangat berat untuk mengulang cerita manis dua musim lalu. Bertahan di papan tengah untuk tidak terdegradasi adalah target yang paling realistis musim ini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun