Masih ingat situs jejaring pertemanan yang sangat populer di tahun 2002 – 2006? Ya. Friendster, bisa dibilang adalah pelopor atau pionir sosial media, jauh sebelum Facebook. Di awal kehadirannya Friendster sebenarnya memperoleh sambutan yang cukup antusias dari pengguna internet, khususnya yang berusia muda. Sayang sekali, kian lama Friendster kian ditinggalkan oleh penggunanya. Pendirinya begitu peka akan merosotnya minat pengguna internet terhadap Friendster. Sehingga di tahun 2009, Friendster dilepas dengan nilai hanya USD 40 juta (10 juta dibawah taksiran) kepada perusahaan Malaysia [MOL Global] yang sungguh apes nasibnya. Sejak dikelola oleh perusahaan Malaysia, kondisi Friendster bukannya membaik, malah makin terpuruk. Semua orang berbondong-bondong masuk ke Facebook dan meninggalkan Friendster untuk selama-lamanya. Saya pribadi pernah cukup aktif menggunakan friendster, bahkan sudah memiliki teman ribuan. Tetapi sejak kehadiran Facebook, saya sudah tidak pernah login lagi. Bagaimana kondisi Friendster terakhir? Secara TIDAK  mengejutkan, Friendster meminta kepada usernya untuk mengekspor foto-foto milik mereka, sehubungan dengan rencana mereka untuk menghapus semua foto (dan konten yang pernah diupload oleh user) per 31 Mei 2011. Di forum bantuan, mereka menghimbau kepada user untuk menggunakan aplikasi yang mereka sediakan untuk mengunduh atau mengekspor semua data yang masing-masing user miliki—termasuk: daftar teman (friends list), foto-foto (photos), pesan-pesan (messages), komentar-komentar (comments), testimonials, shoutouts, blog dan group—sebelum dihapus pada tanggal 31 Mei 2011 Pertanyaannya adalah: Siapa yang peduli? ~Gusti Bob (Sumber: Friendster)