Mohon tunggu...
Humaniora

Iklim Menyenangkan Menompang Pembelajaran Efektif

13 April 2017   13:52 Diperbarui: 13 April 2017   13:57 589
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Kondisi belajar mengajar di sekolah yang menyenangkan perlu dijadikan dasar bagi pengelola lembaga pendidikan. Hanya dalam kondisi yang menyenangkan dan membahagia itulah, proses belajar mengajar akan berlangsung dengan baik. “ Bagaimana bisa guru yang stress akan mewujudkan kondisi belajar-mengajar menyenangkan ? Jika guru yang cara mengajarnya menari maka siswa akan senang dalam mendengarkan pembelajaran di kelas. Pembelajaran yang epektif membutuhkan kondusi kelas yang kondusif.

Dimana kelas yang kondusif adalah lingkungan belajar yang mendorong terjadinya proses belajar intensif dan efektif. Starategi apapun yang ditempuh guru jika tidak di dukung kondisi iklim dan kelas yang kondusif.Oleh karena itu guru untuk menciptakan kondisi kelas dan iklim belajar yang efektif, seorang guru perlu menata dan mengelola lingkungan belajar di kelas sedemikian rupa sehingga menyenangkan, aman dan menstimulasi agar setip anak terlibat dalam proses pembelajaran di kelas pembelajaran.

Pengaturan lingkungan belajar sangat diperlukan agar anak mampu melakukan kontrol terhadap pemenuhan kebutuhan emosionalnya.Kebutuhan emisional siswa di perlukan untuk merangsang dan melatih kemampuan siswa untuk menyerap pelajaran yang di sampaikan oleh guru tersebut. Lingkungan belajar yang memberi kebebasan kepada anak untuk melakukan pilihan-pilihan akan mendorong anak untuk terlibat secara fisik, emosional, dan mental dalam proses belajar, dan karena itu, akan dapat memunculkan kegiatan-kegiatan yang kreatif-produktif. ltulah sebabnya, mengapa setiap anak perlu diberi kebebasan untuk melakukan pilihan-pilihan sesuai dengan apa yang mampu dan mau dilakukannya. Anak bisa mengembangkan kemampuan kreatifnya melalui imajinasi yang dituangkan seperti kemampuan melukis, kemampuan dalam berdebat mengenai pembelajaran dan sebagainya.

Pentingnya membangun budaya organisasi di sekolah terutama berkenaan dengan upaya pencapaian tujuan pendidikan sekolah dan peningkatan kinerja sekolah. Sebagaimana disampaikan oleh Stephen Stolp (1994) tentang School Culture yang dipublikasikan dalam ERIC Digest, dari beberapa hasil studi menunjukkan bahwa budaya organisasi di sekolah berkorelasi dengan peningkatan motivasi dan prestasi belajar siswa serta kepuasan kerja dan produktivitas kerja guru. Guru dalam proses pembelajaran guru sebagai motivator untuk mengarahkan dan membingbing siswa belajar agar siswa itu berhasil dalam meningkatkan prestasinya.

Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan oleh seorang guru untuk menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winaputra, 2003:9.22) sebagai berikut

  • Visibility (keleluasan pandangan)
  • Visibility artinya sesuatu yang dilihat di dalam kelas sudang tertata dengan rapi dimana penetapan dan penataan barang sudah di taruh sesuai dengan tempat dan posisi tidak mengganggu pandangan siswa dan guru dalam kegiatan atau proses pembelajaran berlangsung.
  • Accesibility ((mudah dicapai)
  • penataan ruang harus dapat memudahkan siswa untuk meraih atau mengambil barang yang dibutuhkan selama proses pembelajaran tidakterlalu jauh dengan tempat duduk.
  • Fleksiblel (keluasan)
  • Barang-barang di kelas sudah ditata dan di pindahkan rapi sehingga memudahkan proses pembelajaran.
  • Kenyamanan
  • Kenyamanan berkaitan dengan terperatur ruang.
  • Keindahan
  • Ruang kelas yang indah dan menyenangkan dapat berpengaruh positif pada sikap dan tingkah laku siswa terhadap kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan.

Ada beberapa penelitian lain yang juga membuktikan bahwa iklim kelas ikut mempengaruhi prestasi belajar peserta didik. Sijde (1988) melakukan penelitian terhadap 558 peserta didik kelas 2 sekolah menengah pertama yang belajar Matematika di Belanda dengan menggunakan Dutch Classroom Climate Questionnaire (DCCQ). Salah satu indikator iklim kelas itu, ‘pengawasan guru terhadap peserta didik’ mempunyai korelasi yang signifikan dengan prestasi belajar peserta didik. Lebih jauh, Fraser (1986) mendokumentasikan lebih dari 45 penelitian yang membuktikan adanya hubungan yang positif antara iklim kelas dengan prestasi belajar peserta didik. Penataan kelas yang nyaman berpengaruh kepada pandangan siswa dan guru. Jika ruangan kelasbersih dan ruangnnya rapi maka kegiatan belajar mengajar akan berjalan lancer.

Iklim kelas berkorelasi positif dengan perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa.Dengan ketersediaan vasilitas yang lengkap dan tersedia dengan menata lingkungan fisik kelas menurut Loisell (Winaputra, 2003:9.22) maka proses pembelajaran akan nyaman, tentram daman dan tenang. Perubahan tingkah laku dan prestasi hasil belajar siswa akan berdampak baik pula bagi siswa tersebut dan membuat bangga kedua orang tuanya. Faktor yang menyebabkan keberhasilan siswa tersebut ialah guru, dimana guru berhasil dalam menerapkan pembelajaran kepada siswa.

Sumber Pustaka

https://abdulrismawansyah.wordpress.com/2016/03/21/iklim-kelas-yang-efektif/

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun