Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Status atau Komentar Singkat di Media Sosial sebagai Ide atau Inspirasi

2 Juni 2017   16:21 Diperbarui: 3 Juni 2017   05:46 985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Tulisan singkat pada status atau komentar orang lain di media sosial bisa mendadak menjadi ide, gagasan, ilham, atau inspirasi untuk berkarya, khususnya menulis. Bukankah ide, gagasan, ilham, atau inspirasi bisa tiba-tiba diperoleh dari apa-siapa-mana-kapan saja?

Saya mengalaminya, bahkan lebih satu-dua kali. Lalu saya kembangkan menjadi sebuah tulisan dengan gaya bahasa saya sendiri, atau tergantung genre yang saya pilih. Ada juga yang berakhir dalam gambar main-main (kartun).

Tidak jarang pula saya tuliskan secara utuh, meski hanya sepenggal, karena di bagian itulah saya peroleh. Seperti kembang api yang tersulut, kata-kata langsung mekar-menyala dalam benak saya. Tanpa perlu memikirkan kata pembuka, isi, penutup, ejaan, tata bahasa, dan seterusnya, saya menulis sampai suatu waktu saya kehilangan jalan tulisan saya sendiri.

Disebabkan oleh masa lalu saya yang pernah aktif di pers mahasiswa, meskipun hanya bertugas di bagian ilustrasi dan tata artistik sebagaimana seorang mahasiswa Arsitektur yang biasa menggambar, saya belajar mengenai etika kepenulisan dari para senior, bahkan mentor-mentor dalam pelatihan jurnalistik. “Kata siapa?”, “Katanya”, atau apalah, tentunya ada seseorang yang telah mengucapkannya. Hal ini wajib disebutkan (dicantumkan), supaya, kalau dalam penulisan berita, bukan berdasarkan kata atau opini wartawannya.

Kebiasaan belajar di pers mahasiswa dalam hal kepenulisan (saya tidak belajar menulis secara khusus di sana, kecuali mendengar obrolan rekan-rekan!), berlanjut ketika saya membuat tulisan esai yang serba iseng setelah jenuh dengan rutinitas menggambar (bangunan di perkuliahan, dan ilustrasi media kampus). Sering juga ucapan satu kalimat seorang rekan saya jadikan bahan dalam tulisan saya. Ya, namanya juga iseng-iseng alias sekadar untuk berkelakar dalam tulisan (sebenarnya justru saya sedang belajar tulis-menulis ketika itu!).

Apakah saya sudah mengerti mengenai hak cipta ketika itu? Apakah ucapan rekan pun termasuk bagian dari hak cipta?

Oh, jelas saya tidak tahu. Yang saya tahu, supaya aman alias tidak “digugat” rekan dengan kalimat “lho, itu, kan, aku yang bilang?” atau “siapa yang bilang begitu?”, tentu saya cantumkan namanya, bahkan tanggalnya supaya tidak ditambah “gugatan” menjadi “kapan aku bilang begitu?”, meskipun sering cuma nama samaran. Ya, namanya juga iseng-iseng untuk berkelakar (justru sedang belajar tulis-menulis!) ketika itu.

Saya baru mengerti mengenai hak cipta justru ketika hendak mengikuti lomba menulis esai HAKI (Hak Atas Kekayaan Intelektual), dan tidak juara. Saya mencari buku-bukunya, dan belajar. Begitu pula ketika memasuki masa skripsi, yang mengutip pemikiran siapa dari mana sumbernya.

Keaktifan saya bermedia sosial, dimana terjadi pertemanan sana-sini dengan beraneka status-komentar, saya selalu mencantumkan nama dan waktu ketika mengutip status-komentar yang menjadi ide, gagasan, ilham, atau inspirasi. Bukan persoalan hak cipta, melainkan etika. Jangan sampai ada teman yang mengatakan “itu, kan, aku yang bilang?” atau sejenisnya.

Dengan mencantumkan nama dan waktu, bagi saya, di situlah kejujuran seorang penulis dalam tulisannya. Tidak perlu malu apabila muncul komentar, “Ah, nggak punya ide sendiri.” Biarkan saja orang lain berkomentar, asalkan tetap jujur dalam kepenulisan.

Begitu sajalah. Salam kreatif untuk Sidang Pembaca yang budiman!  

*******

Panggung Renung Balikpapan, 2 Juni 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun