Mohon tunggu...
Gus Noy
Gus Noy Mohon Tunggu... Administrasi - Penganggur

Warga Balikpapan, Kaltim sejak 2009, asalnya Kampung Sri Pemandang Atas, Sungailiat, Bangka, Babel, dan belasan tahun tinggal di Yogyakarta (Pengok/Langensari, dan Babarsari).

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Para Penunggang Puisi

15 Juni 2017   20:01 Diperbarui: 15 Juni 2017   20:28 370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Derap deru puisi-puisi di atas panggung
Debar seru para penunggang mengepal ke langit
Meledak kepala-kepala mengamburkan kata-kata
Seperti mantera sihir menyerbu mata telinga

Debu-debu kata beterbangan
Riuh pekik para penunggang berseragam majas
Gemuruh slogan puisi adalah nafasku
Seperti para serdadu menang perang
Entah di mana para lawan bergelimpangan

Satu demi satu panggung telah mereka jelajahi
Panggung-panggung laksana medan peperangan
Senjata andalan adalah Chairil Sapardi Tukul Jokpin
Di atas punggung puisi kepalan tidak pernah lupa
Mendongak dagu membusung dada mereka
Mengangkat masing-masing nama mereka
Bersegera daripada telanjur disalip sesal di ujung jalan

Di sudut-sudut kota di panggung-panggung
Para penunggang puisi menembaki udara telinga mata
Debu-debu kata beramburan ke segala kepala

Hanya di panggung-panggung mereka memekik
Lantang merobek gendang telinga
Tidak dalam bilik sunyi yang menyimpan mesiu
Warisan gerilya para pujangga

*******
Panggung Renung Balikpapan, 2017

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun