Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Merawat Masa Depan Danau Toba

1 Juni 2016   06:16 Diperbarui: 1 Juni 2016   09:08 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hampir semua orang mengakui danau  itu indah.  Apalagi kalau danau itu Danau Toba yang terluas di Asia Tenggara. Kalau sesuatu yang indah maka tindakan yang benar adalah menjaga keindahan.   Hampir semua pula mengetahui bahwa budidaya ikan di Keramba Jaring Apung  (KJA) merusak keindahan danau. Lalu, mengapa pemerintah memberikan izin kepada perusahaan raksasa untuk budidaya KJA di berbagai danau di Indonesia?.  Mengapa pula pemerintah tidak melakukan kontrol terhadap usaha-usaha jaring apung di Danau Toba?. 

Mahasiswa di Fakultas Perikanan wajib  mengetahui bahwa di perairan darat maupun lautan  mengetahu  apa yang disebut kelimpahan plankton yang tidak terkendali yang disebut blooming. Hal itu menjadi dasar  ilmu perikanan dalam ilmu Planktonologi.  Blooming terjadi karena terjadinya eutrofikasi ( kesuburan)  danau maupun waduk dan situ.  Jika mahasiswa perikanan mengetahui, mengapa mereka yang sarjana perikanan dan kelautan  mau bekerja di perusahaan raksasa semacam PT Aqufarm di Danau Toba selama ini?.  Dalam konteks inilah yang membedakan mana yang menjadi sarjana yang menyelesaikan kurikulum saja  dan mana yang menjadi sarjana yang disebut  intelektual.  Inilah yang saya tentang selama ini sebagai orang yang pernah kuliah di Fakultas Perikanan dan Kelautan agar Danau Toba tidak layak budidaya KJA. Danau Toba cocok untuk pariwisata.

Di Fakultas Perikanan dan Kelautan  belajar Ekologi, Produktivitas primer, Planktonologi, Pengelolaan Kualitas Air, Pengelolaan Kualitas Tanah Dasar, Teknologi Benih Ikan, Biologi Perairan,  Ekologi Perairan, Limnologi dan mata kuliah lain yang berkaitan dengan pengelolaan danau. Dari semua disiplin ilmu itu dapat menyimpulkan bahwa KJA  tidak layak dilanjutkan demi masa depan  sebuah danau. Budi Daya KJA layak  dilakukan hanya demi uang sesaat.  Pada titik tertentu ekosistem danau terganggu.

Pemilik perusahaan KJA seperti  PT Aqufarm di Danau Toba hampir dipastikan  memahami dampak kehadiran budidaya KJA. Pengusaha itu pasti tahu pada tahun keberapa kegiatan usaha ini  pasti bermasalah. Tetapi dia paham pula, sebelum bermasalah pengusaha sudah meraup keuntungan yang tinggi.  Dengan kata lain, sudah mengerti jumlah untung yang diraupnya sebelum dipaksa hengkang atau hengkang sendiri karena kualitas air danau tidak memenuhi kegiatan budi daya KJA. Kalaupun sekarang hengkang, perusahaan itu sudah meraup untung.  Kini, kita hanya menikmati danau yang rusak, masyarakat, khususnya di wilayah Danau Toba hanya mengeluh.

Penyebab Kematian Ikan

Banyak pendapat tentang penyebab kematian ikan di awal Mei di Danau Toba. Anehnya, belum ada jawaban resmi pemerintah tentang kematian ikan itu.   Ada yang mengatakan ikan itu mati karena kekurangan oksigen. Mengapa kurang oksigen?. Jika jawaban hanya karena  kurang oksigen sama halnya dengan pertanyaan mengapa seseorang meninggal dunia lalu dijawab dengan karena lupa bernafas.  Kematian ikan itu hampir dapat dipastikan  penyebabnya. Kejadian semacam ini  sudah berulang-ulang di hampir semua waduk, danau, situ yang pernah melakukan budi daya KJA di seluruh nusantara.

Sejak awal, pemerintah sudah melakukan kesalahan fatal. Pemerintah selalu fokus tentang dokumen lingkungan seperti  UKL/UPL dan AMDAL. Pemerintah tidak menentukan  Daya Dukung Lingkungan.  Tidak ada sejak awal jumlah maksimal KJA  di Danau Toba atau di setiap Wilayah. Pemerintah akan memberikan izin pengelolaan  KJA. Jika seseorang atau perusahaan mampu melengkapi syarat administratif atau  siapa saja masyarakat yang memiliki modal untuk budi daya KJA, maka tidak ada alasan pemerintah untuk menolak rencana kegiatan KJA.  Padahal, jika KJA  terus bertumbuh melampaui Daya Dukung lingkungan maka secara serentak mengalami kematian.

Sisa pakan dan feses ikan yang jumlahnya berton-ton tiap hari lepas ke perairan danau akan menghasilkan  eutrofikasi (kesuburan) danau. Eutrofikasi ini akan menghasilkan pertumbuhan plankton yang terdiri dari fitoplankton dan zooplankton. Pertumbuhan yang melimpah ini yang disebut blooming.  Blooming fitoplankton biasanya ditandai dengan warna air hijau pekat, coklat pekat, hijau biru pekat.  Ketika terjadi blooming maka  fitoplankton ini bisa mengeluarkan racun. Racun inilah yang kemungkinan penyebab kematian ikan.  Kemungkinan lain adalah proses pembusukan fitoplankton.  Ketika fitoplankton mengalami  proses pembusukan maka terjadilah penyerapan oksigen dalam jumlah yang tinggi. Ketika oksigen diserap proses pembusukan plankton maka ikan-ikan mati karena oksigen habis tersedot. Inilah penyebab kematian ikan secara massal.

Masa Depan Danau

Dampak lain dari eutrofikasi  danau adalah tumbuhnya biota danau seperti  enceng gendok (eichornia crassipes),  lumut dan lain sebagainya. Dalam pengamatan saya, nelayan di pinggir danau Toba di daerah Gopgopan, Panamean Toba Samosir  apabila melempar jala ke danau maka jala itu mengambang diatas tumbuhan lumut.  Jika lumut itu berkembang  tidak terkendali maka danau sebagai alat transportasi juga  tidak berfungsi lagi. Sebab kapal tidak bisa bergerak dengan pertumbuhan lumut.  Kapal akan kesulitan melewati lumut yang menggumpal.  Enceng gondok (eichornia crassipes)  yang pertumbuhannya tidak terkendali juga akan mengganggu transportasi di perairan danau.  Bisa dibayangkan, apa yang terjadi jika danau terus mengalami  eutrofikasi seperti waduk dan situ di beberapa daerah  yang 100 % ditumbuhi tanaman enceng gondok (eichornia crassipes) dan lumut. Eutrofikasi menjadi penyebab utama rusaknya danau-danau di seluruh dunia.

Badan Otorita Danau Toba

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun