Mohon tunggu...
Gurgur Manurung
Gurgur Manurung Mohon Tunggu... Konsultan - Lahir di Desa Nalela, sekolah di Toba, kuliah di Bumi Lancang Kuning, Bogor dan Jakarta

Petualangan hidup yang penuh kehangatan

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UPH Membuka Akses Bagi Masa Depan Anak Bangsa

15 Juli 2017   07:09 Diperbarui: 15 Juli 2017   12:57 910
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Pebruari tahun 2017  kami melakukan pelatihan peningkatan mutu guru Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP)  di pulau Samosir untuk persiapan Olimpiade Sains Nasional (OSN).  Kami juga melakukan pelatihan untuk anak-anak sekolah SD dan SMP. Ketika itu saya senang sekali melihat antusiasme guru dan siswa dalam belajar. Dinas Pendidikan Kabupaten Samosir pun memiliki antusiasme yang sama. Memiliki antusiasme yang lebih baik dibandingkan kabupaten yang  lain di kawasan Danau Toba. Di Pulau Samosir kelihatan masyarakatnya antusiasmenya lebih menonjol.

Ketika saya berkegiatan di pulau Samosir, saya ketemu seorang anak remaja. Remaja itu bernama Silvester SJ Simbolon yang pada saat itu masih kelas 3 Sekolah Menengah Atas (SMA) yang akan mengikuti Ujian Nasional (UN). Silvester, begitu  dia dipanggil datang ke acara pelatihan guru itu. Kami berkenalan dan berbincang-bincang tentang kehidupan anak remaja  di pulau Samosir. Dia cukup antusias bercerita walaupun kelihatan ada sikap tertutup dan terkesan hati-hati.

Di tengah antusiasme dalam bercerita, saya bertanya  tentang kegemaran  (hobby) dia dalam kehidupan sehari-hari. Dia menjawab hobbynya adalah bermain sepak bola. Kemudian, saya menannyakan prestasi dia di bidang sepak bola. Saya terkejut ketika Silvester ternyata ikut tim Piala Suratin dari Kabupaten Samosir dan pulau Samosir masuk 8 besar di Sumatera Utara ketika itu. Silvester juga memperkuat tim Kabupaten Samosir untuk Piala Gubernur, Danau Toba Cup, Liga Nusantara dan berbagai kompetisi yang membawa nama Kabupaten Samosir. Saya sangat tertarik dengan ceritanya. Ternyata anak remaja yang ada di depan mataku ketika itu adalah anak hebat.

Dalam kondisi yang asyik cerita, saya menanyakan suka duka dalam bermain sepak bola. Mengingat, di kampung biasanya banyak orang tua takut anaknya bermain sepakbola. Orang tua biasanya, takut anaknya kakinya patah, luka dan jenis cedera lainya. Dengan cepat Silvester mengatakan bahwa kendalanya adalah Silvester tidak didukung ayahnya. Menurut Silvester, ayahnya pemain bola di masa mudanya. Pemain bola yang dibanggakan di Pangururan ibu kota Kabupaten Samosir.  

Ayahnya dulu bertanding ke berbagai daerah dan dibanggakan masyarakat Pangururan ketika itu. Ketika saya konfirmasi ke masyarakat Pangururan di Pangururan dan masyarakat Pangururan yang ada di Jakarta membenarkan  bahwa ayah Silvester bernama Charles Simbolon  pemain bola hebat di kotanya di era tahun 70-an. Charles Simbolon banyak yang mengenal karena kemampuannya mengolah si kulit bundar di tahun 70-an kata seorang masyarakat Samosir di Jakarta. Kampung kami Pangururan selalu menang karenanya, ucapnya dengan antusias di stadion Ciracas Jakarta.

Mengapa seorang ayah yang menikmati bola di masa mudanya, mendapatkan pujian dari masyarakat tidak mendukung dan cenderung melarang anaknya bermain bola?  Menurut Silvester ayahnya merasa bahwa tidak ada masa depan di dunia sepakbola. Ayahnya yang dibanggakan masyarakat Pangururan itu tidak jadi apa-apa karena bola. Bola akan membuatmu terlena dan menghalangi masa depanmu. Bermain bola hanyalah kebanggan sesaat. Kegagalan saya masih berlaku saat ini hingga banyak pemain sepakbola hebat yang kehidupannya memprihatinkan, kira-kira demikian argumentasi ayah Silvester. Ayahnya meminta Silvester menggeluti bidang lain saja.

Mungkin persepsi ayah Silvester itulah yang  membuat  Silvester kesulitan. Kesulitannya adalah Silvester seorang penggembala kerbau. Ketika bermain sepakbola menjelang sore, dia akan pusing sebab dibenaknya adalah kerbau yang di ladang harus dijemput. Sementara pluit tidak bisa dihentikan sebelum waktunya. Andaikan ayah Silvester memeberikan dukungan kepada Silvester maka ketika Silvester akan tanding maka ayah atau saudara yang lain bisa menjemput kerbaunya di ladang.  Dengan demikian Silvester akan konsentrasi dalam bermain bola.

Cerita Silvester SJ Simbolon sangat menarik buat saya sebagai pecinta bola. Ketika itu langsung saya ajak Silvester apakah mau bermain bola di Jakarta. Ketika itu PSBI CUP  yang didukung Panglima TNI  Gatot  Nurmantyo segera akan berlangsung di Jakarta selama 3 bulan.  Tanpa pikir panjang Silvester mau saja. Asalakan UN selesai dulu. Sehari setelah UN Silvester langsung terbang ke Jakarta lewat bandara Silangit Siborong-borong Tapanuli Utara.  Silvester datang hari Jumat sore, Sabtu sore ikut bertanding.  Pertandingan  pertamanya di Jakarta langsung menunjukkan bakatnya. Silvester menjadi pemain termuda di klub yang saya pimpin Dairi Berbintang FC. Silvester mudah bergaul dengan pemain senior. Bergaulnya juga tidak canggung. Dia bermain hebat di lapangan, rendah hati di luar lapangan. Latihannya juga disiplin.

Kedatangan Silvester ke Jakarta tidak sia-sia. Klub yang dia bela Dairi Berbintang FC masuk semi final. Turnamen ini diikuti 24 tim dari berbagai daerah. Silvester menjadi pemain termuda terbaik di kompetisi itu.  Turnamen yang  pialanya diserahkan Panglima TNI Gatot Nurmantyo  tanggal 3 Juli 2017 yang lalu  itu memberikan kesan mendalam baginya. Keikutsertaanya dalam turnamen pertama di Jakarta membuatnya semakin percaya diri.

Ketika saya melihat antusiasmenya dalam bermain sepakbola, saya mendengar di Universitas Pelita Harapan (UPH)  ada  scholarship sports.  Scholarship ini diberikan kepada anak-anak Indonesia yang berprestasi di dunia olahraga. UPH bagi saya tidak asing. Sebab anak saya sekolah sepakbola di Eagle Academy dibawah naungan UPH yang pelatihnya (Coach) adalah sama. Para dosen dan karyawan di Universitas bergengsi itu pun banyak yang saya kenal baik.  Coach Tony sebagai pelatih di UPH  juga pelatih di eagle academy tempat anak saya yang usia 10 tahun belajar sepakbola. Silvester mendaftarkan diri dan mengikuti proses administrasi. Kemarin sore Kamis 14 Juli 2017 berkas administrasi untuk memperoleh scholarship sports dinyatakan lengkap.

UPH  Memberikan Harapan Bagi  Anak Bangsa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun