Mohon tunggu...
Gunawan BP
Gunawan BP Mohon Tunggu... -

Bukan siapa-siapa. Hanya seorang pemuda yang berasal dari Desa Bumi Pajo, Kecamatan Donggo, Kabupaten Bima, NTB. Mencoba belajar dan berbagi melalui untaian kata dan kalimat.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Nilai Kebenaran

12 Agustus 2017   01:09 Diperbarui: 12 Agustus 2017   02:53 3340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Dalam ilmu logika (logika matematika), salah satu yang dibahas adalah terkait dengan kalimat. Kalimat yang dimaksud, dibagi lagi menjadi dua bagian, yaitu kalimat terbuka dan kalimat tertutup.

Kalimat terbuka merupakan kalimat yang nilai kebenarannya belum bisa dipastikan. Biasanya menggunakan kalimat tanya. Dalam hal lain juga menggunakan variabel atau peubah. Misalnya, apakah Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia? Sampai di sini, ini masuk dalam kalimat yang nilai kebenarannya belum pasti, sebab masih memuat tanda tanya. Contoh lain, a+5=21. Ini juga belum bisa dipastikan nilai kebenarannya, sebab masih mengandung variabel (a belum diketahui berapa).

Sedangkan, kalimat tertutup merupakan sebaliknya, yaitu kalimat yang nilai kebenarannya sudah pasti. Nilai kebenaran yang dimaksud, adalah benar atau salah (bukan sekaligus kedua-duanya). Misalnya, 2+11=13. Ini sudah jelas, bahwa nilai kebenarannya adalah benar. 5x3=30, ini juga sudah jelas nilai kebenarannya, yaitu salah. Contoh lain, Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia. Nilai kebenaran dari kalimat "Jakarta merupakan Ibukota negara Indonesia" adalah benar.

Nilai kebenaran dalam suatu kalimat (dalam konteks logika matematika) sudah pasti melalui pembuktian tertentu. Seperti pada contoh di atas, 2+11=13, nilai kebenarannya adalah benar. Di sini sudah melewati proses pembuktian, sehingga nilai kebenarannya dikatakan benar. Demikian juga dengan dua contoh lain di atas.

Dalam kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, ada baiknya dalam menyerap berbagai informasi atau berita, kita harus bisa mengecek nilai kebenarannya. Apakah informasi/berita itu benar atau salah (bukan kedua-duanya). Tanpa kita mengetahui nilai kebenaran dari suatu informasi atau berita yang dimaksud, maka bisa jadi kita salah sangka dan gagal paham. Barangkali, informasi atau berita yang benar kita anggap salah. Sebaliknya, informasi atau berita yang salah kita anggap benar.

Ini juga yang menjadi salah satu penyebab maraknya berita hoax yang beredar di dunia maya, oleh karena tidak adanya proses pengecekan nilai kebenaran dari para warganet. Sehingga, informasi atau berita tersebut tidak jelas kebenarannya. Makanya, perlu dilakukan pengecekan dan kroscek, demi keabsahan dan keshahihan sebuah kabar yang dimaksud, sehingga nilai kebenarannya jelas (benar atau salah). Dengan demikian, kita bisa mengetahui bahwa kabar yang dimaksud benar atau salah adanya.

 Wallahu a'lam.

Oleh: Gunawan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun