Mohon tunggu...
Gunawan
Gunawan Mohon Tunggu... Dosen - Dosen

Sekedar ingin berbagi melalui tulisan

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jokowi Haji atau Enggak Tetap Banyak yang Suka

8 Februari 2014   09:42 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:02 1219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jokowi dan Istri sedang berihrom (Sumber: Merdeka.com)

[caption id="" align="alignnone" width="468" caption="Jokowi dan Istri sedang berihrom (Sumber: Merdeka.com)"][/caption]

Kemarin artikel tentang H.Joko Widodo Bukan Haji dihujani komentar yang  bertubi-tubi. Pada intinya bahwa pak Jokowi dinilai bukan dari titel hajinya tapi dari kinerjanya. Malah banyak pejabat dan anggota dewan yang bertitel haji malah tersangkut kasus korupsi.

Berhubung isu ini diangkat lagi ke permukaan jadinya banyak yang penasaran apakah memang jokowi sudah haji apa belum? Dalam banyak hal kebiasaan orang Indonesia yang selalu bangga dengan titel, maka perlu diberikan pelabelan huruf H didepan nama orang yang sudah melaksanakan ibadah haji. Sehingga dengan demikian orang tersebut akan mendapatkan penghormatan lebih dibanding warga biasa.

Masalahnya untuk Pak Jokowi bukan karena haji atau belumnya. Melihat sepak terjang Jokowi selama ini. Banyak orang yang simpati dan merasa tertarik dengan sosok pemimpin yang satu ini. Bahkan sampai media asingpun menuliskan tentang jokowi yang hobi blusukan.

Banyak komentar dari para pendukung jokowi yang di kompasiana ini lazim disebut sebagai jokowi Lovers merasa memberikan dukungan kepada Jokowi bukan karena titel hajinya tapi karena kinerjanya selama ini. Jadi gak ngaruh apa jokowi sudah haji atau belum.

Seperti yang diungkapkan mas Elde  alias Darsem yang sampai dua kali berkomenrtar dengan nada yang sama bahwa dia menyukai Jokowi bukan karena titel hajinya tapi karena sikap dan kinerja jokowi selama ini. Jadi sepertinya isu murahan ini gak laku untuk mas Elde dan rekan-rekannya seperti pak Ahmad Jayakardi dan juga mas Gatot Swandito.

Namun masalahnya untuk kalangan agamis  masalah ini sangat krusial, menyangkut simpati dari warga karena embel-embel H itu sangat relegius dan bersifat sebagai nilai tambah dari orang yang punya titel itu. lihat saja caleg-caleg yang sudah haji pastilah titel hajinya tak lupa untuk dicantumkan besar-besar dalam balihonya.

Jadi tergantung para konstituen dalam pemilu, mau memilih caleg atau capres yang punya titel haji atau tidak tak jadi maslah buat saya. Yang masalah buat caleg dan capresnya. Sudah jamak di negeri ini titel merupakan barang mewah yang harus dikejar sampai titik darah penghabisan.....

Salam Kompasiana.....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun