Mohon tunggu...
Viride
Viride Mohon Tunggu... Buruh - penulis

Penulis tidak dapat menulis secepat pemerintah membuat perang; karena menulis membutuhkan pemikiran. - Bertolt Brecht (Penulis dari Jerman-Australia)

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Saya Benci Film Horor

6 Desember 2018   12:23 Diperbarui: 6 Desember 2018   12:28 359
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (foto:pixabay.com)

Sangat!

Saya benci film horor, tapi saya lebih aktif menonton film horor dari pada film-film yang lain. Lho? Hehehehe

Sebenarnya bukan film horornya yang saya benci setengah hidup, tapi karena beberapa adegannya telah diatur oleh sutradara untuk mendukung kengerian dan keseraman filmnya.

Di bagian-bagian itulah yang kadang membuat kesal, tapi filmnya tetap saya tonton sampai habis hehehe

Untuk beberapa film horor tertentu, saya agak takut sampai minta ditemani adik laki-laki saya untuk nonton bareng. Kalau dulu saat masih kecil, saya pernah nonton film si Ratu horror Suzzana.

Itu pun nontonnya sambil ngintip-ngintip di balik bantal atau guling, terus ketakutan, susah tidur, bahkan untuk ke kamar mandi pun harus ditemani mama atau kakak, hehehe. Dasar anak-anak. Setelahnya saya tidak pernah lagi nonton film horror, karena perfilman Indonesia sedang mati suri saat itu.

Beranjak dewasa, di tahun 2000-an, Indonesia kembali menghasilkan film-film horror dari para sineas-sineas muda. Kala itu film horror yang sedang menyita perhatian adalah jaelangkung dan tusuk jaelangkung.

Pada masanya, dua film ini berhasil sukses dengan penonton yang selalu memenuhi kuota bioskop. Dan hanya beberapa saja film horror yang saya tonton, karena sesudah itu film horror Indonesia tidak begitu menarik di mata saya.

Dan pada tahun 2005 (seingat saya, kalo nggak salah berarti benar) saya jatuh hati pada film horror Korea (haahh!! Korea lagi!! Please dehhh!!) ya, mau tidak mau Negara ginseng itu telah lebih dulu memompa degup jantung saya dengan kencang.

Judulnya " Horror no.1 "  film ini lebih mengedepankan pada segi psikologi, ending ceritanya mampu membuat saya terkejut dan tertegun, karena genre pembunuhan yang menampilkan tokoh utama sebagai tokoh protagonist ternyata antagonis.

Endingnya yang tidak mudah terbaca membuat saya sepenuhnya memalingkan wajah pada tipe film-film seperti ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun