Mohon tunggu...
Binsar Antoni  Hutabarat
Binsar Antoni Hutabarat Mohon Tunggu... Dosen - Dosen, penulis, editor

Doktor Penelitian dan Evaluasi pendidikan (PEP) dari UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA. Pemerhati Hak-hak Azasi manusia dan Pendidikan .Email gratias21@yahoo.com URL Profil https://www.kompasiana.com/gratias

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Novel Coronavirus: Jauhi Egoisme Sektoral, Kita Semua Perlu Proteksi!

23 Maret 2020   10:55 Diperbarui: 23 Maret 2020   11:01 231
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Setiap individu di negeri ini, dan dimanapun individu itu hidup, ia berhak mendapatkan proteksi dari ancaman virus corona yang mematikan. Itulah sebabnya kerjasama antar negara dilakukan untuk membatasi penularan covid-19 yang telah menelan korban ribuan manusia di dunia ini. Egoisme sektoral perlu dihindari, semua orang di negeri ini berhak mendapatkan proteksi dari ancaman virus corona.

Kita  perlu bersyukur, koordinasi antara pemerintah pusat dan daerah dalam merespon darurat corona di Indonesia tampak semakin solid. Masyarakat Indonesia perlu mengikuti teladan itu untuk bersatu memerdekakan rakyat Indonesia dari bencana virus corona yang telah ditetapkan Badan Kesehatan Dunia, WHO, sebagai pandemik. Kita semua perlu proteksi!

Masyarakat perlu memahami kebijakan "social distancing" menjaga jarak sosial yang kemudian oleh WHO diubah menjadi "Physical Distancing" istilah yang digunakan  WHO untuk membatasi diri seseorang dari penyebaran virus corona Covid-19 yakni, interaksi sosial tanpa bertemu muka.

Presiden Joko Widodo kerap mengingatkan melalui media televisi khususnya mengenai strategi jitu  pemerintah  mencegah penyebaran virus Covid-19.  Kebijakan pemerintah itu adalah menerapkan "social distancing" atau menjaga jarak sosial, menghindari kerumunan. Masyarakat sejatinya tidak perlu sakit hati jika pemerintah kini mulai memberikan sanksi pembubaran kerumunan untuk mereka yang masih berkumpul di kafe-kafe, atau tempat hiburan.

 Minimnya kesadaran sebagian masyarakat membuat petugas  terpaksa membubarkan acara resepsi pernikahan atau kerumunan warga ditempat-tempat hiburan. Sanksi itu perlu diberikan kepada warga yang masih membandel berkerumun baik dipinggi-pinggir jalan atau ditempat-tempat hiburan yang hari ini untuk DKI Jakarta diminta ditutup oleh Gubernur Anies Baswedam. 

Tindakan petugas membubarkan kerumunan itu tepat untuk menegakkan kebijakan social distancing. Ironisnya, masih ada pejabat daerah yang "bandel"dan tetap menggelar resepsi pernikahan yang akhirnya berujung pada pembubaran.

Kebebasan berserikat dan berkumpul memang belum dicabut di negeri ini, tapi masyarakat perlu paham bahwa penerapan kebebasan berkumpul tidak boleh mengancam kebebasan orang lain untuk merdeka dari penularan corona. Kebebasan berserikat dan berkumpul sepatutnya diterapkan untuk kebahagian pribadi dan kebahagian bersama. 

Manakala kebebasan berkumpul itu justru mengancam hak seseorang  untuk terlindung dari ancaman corona, sejatinya masyarakat Indonesia tidak perlu menuntut untuk tetap berkumpul dengan alasan apapun. Mematuhi kebijakan pemerintah dengan sukarela untuk tetap tinggal di rumah sementara waktu demi melindungi sanak saudara kita, dan sesama rakyat Indonesia, adalah tindakan bijak.

Sebagai manusia Indonesia yang beradab kita sepatutnya menghormati kehidupan sesama sesuai dengan yang dituliskan dalam Pancasila, yaitu Kemanusiaan yang adil dan beradab. Setiap orang mempunyai hak untuk hidup, selamat dari serbuan virus corona. Karena itu dapat dipahami, menjaga jarak sosial bukan pengekangan kebebasan berserikat dan berkumpul, tapi itu harus dimaknai sebagi penghormatan terhadap kehidupan.

Kita harus adil dalam hubungan dengan sesama,tanpa keadilan relasi dengan sesama tidak akan terwujud dengan indah. Jangan hanya karena egoisme pribadi keselamatan orang lain terancam, itu tidak adil! Demikian juga dengan seluruh tokoh pemerintahan, jangan ada egoisme sektoral.  

Masyarakat juga tidak perlu bernafsu membeli kebutuhan pokok di luar kewajaran, juga obat-obatan untuk pasien corona.  Semua kita tidak boleh tinggal diam, atau menggantungkan penanganan bencana kepada pemerintah atau orang lain. Kita mesti punya peran masing-masing sesuai dengan kemampuan kita. Egoisme harus diubah menjadi kolaborasi. Ini darurat corona, semua kita perlu proteksi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun