Mohon tunggu...
Emmy Gratiana
Emmy Gratiana Mohon Tunggu... -

Saya suka membaca dan menulis (kadang-kadang), saya suka berteman dengan siapa saja.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Prospek Pengembangan Kayu Kejimas (Duabanga Mollucana)

19 Mei 2011   07:39 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:28 2376
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hobi. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Tahukah anda dengan menanam pohon anda turut dalam usaha melestarikan lingkungan juga dari jenis - jenis pohon tertentu memiliki nilai ekonomis tinggi sehingga sama dengan berinvestasi.  Saat ini di beberapa kabupaten di Bali dan Nusa Tenggara Barat  masyarakat sedang gencar menanam Kejimas (Duabanga mollucana).  Jenis tanaman ini adalah dari Famili Sonneratia, dengan nama lokal yang berbeda di Pulau Jawa dikenal dengan"Takir", Madura "Taker", "Rajumas" di Sumbawa, dan "Binuang Laki" di Kalimantan. Sangat cocok tumbuh pada ketinggian 300-1200 m dpl, dan membutuhkan cahaya untuk pertumbuhannya.   Secara fisik tinggi tanaman dapat mencapai hingga 25 - 45 m, diameter batang 70 - 100 cm, batangnya lurus dan bulat. Pemanfaatan kayunya digunakan sebagai kayu pertukangan, veneer kayu lapis dan pulp. Jenis ini saat ini sedang mendominasi hutan rakyat di Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, Kecamatan Penebel Kabupaten Tabanan dan beberapa kecamatan di Kabupaten Jembrana. Mengapa jenis tanaman ini mulai mendominasi?  karena kebanyakan petani akan menanam jika  jenis tanaman yang ditanam mempunyai nilai ekonomis yang menjanjikan. Dan juga diketahui adanya serangan penyakit terhadap pohon Sengon ( Paraserianthes falcataria ) yaitu penyakit "karat puru", menyebabkan petani beralih menanam jenis tanaman lain yang mempunyai prospek nilai ekonomis tinggi.  Seorang petani yang telah menikmati hasilnya menyampaikan dengan datu batang pohon kejimas dengan umur 7 tahun tinggi 10 m dan diameter 35-50 cm, dihargai Rp 700.000,-  bayangkan jika punya 1 ha lahan dengan pengkayaan pada hutan rakyat (jumlah tanaman maksimal 400 batang) dalam waktu 7 tahun akan menghasilkan ???? ya nilai yang fantastis.

Budidaya jenis tanaman ini susah - sudah gampang dan sebaliknya gampang-gampang susah,   karena benihnya yang sangat halus (dalam 1 gram benih kejimas dapat tumbuh    = 80 batang bibit kejimas), juga harga benihnya yang tinggi 1 kg benih dapat dihargai s/d Rp 2.000.000,- Tetapi  di tangan warga Kubakal - Karangasem sangatlah mudah oleh karena itu hampir setiap warganya memilih usaha tetap dan sampingan dengan membuat bibit jenis ini.  Harga anakan (bibit) kejimas berumur 3 - 6 bulan (yang sudah layak ditanam di lapangan) dijual dengan harga Rp 700 - 1000 per polybag/batang.  Warga Banjar (Dusun) Kubakal Desa Pempatan Kecamatan Rendang Kabupaten Karangasem, hampir semua mengusahakan budidaya bibit ini, yang juga menjadi sumber penghasilan dari tempat inilah bibit kejimas beredar ke beberapa kabupaten di Bali.

Di Nusa Tenggara Barat, Kabupaten Sumbawa, Dompu dan sebagian Bima merupakan tempat penyebaran asli dari jenis tanaman ini.  Daerah ini dengan kayu jenis ini pernah mendapat masa keemasan masa panen dari hutan alam Duabanga mollucana. Areal hutan ini pernah menjadi konsesi dari sebuah HPH dan mendapat nilai ekonomi yang tinggi.  Sekarang  masa keemasan itu telah lewat karena di hutan alam tegakan ini sudah habis, dan mulai dikembangkan pada areal hutan rakyat di beberapa kabupaten di Nusa Tenggara Barat.

Jadi bagi yang memiliki lahan kosong/ atau yang memiliki lahan sebagai tambahan jenis tanaman didalamnya  berinvestasilah dengan cara yang bijak, menanam pohon menyelamatkan lingkungan tetapi juuga mendapat nilai tambah dari penjualan kayunya.

Di Bali yang berminat untuk membeli bibit kejimas dapat menghubungi :

1. Bapak Wayan Sandi No.Hp : 087861529499

2. Bapak Wayan Suprapta No. Hp : 085237270630

3. Ibu kerti No. Hp : 081999427625

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun