Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

The Alpini, Kisah Cinta Pasukan Elit dari Gunung Alpen

26 Juni 2017   02:20 Diperbarui: 13 September 2017   05:38 1363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dua tentara Alpini melayani pasien dalam Gempa di kota Aquila, Italia 2009, FOTO: aquilatv.it

Cinta manusia bisa turun dari mata ke hati. Sedangkan cinta bagi The Alpini bisa turun dari gunung ke puing-puing gempa. Keduanya sama-sama bergerak turun. Keduanya juga sama-sama bergerak oleh dorongan cinta.

The Alpini adalah pasukan elit Italia. Mereka adalah militer tangguh dalam sejarah dunia militer italia. Kiprahnya sudah teruji sejak Perang Dunia I, Perang Dunia II, dan juga sampai saat ini dalam bentuknya yang lain. Sejak lahirnya pada 15 Oktober 1872, The Alpini sudah melewati masa-masa perang yang menegangkan. Terhitung sekitar 7 kali ikut dalam pasukan perang milik Kerajaan Italia dan negara Italia.

Partisipasi ini pun melintang dari Afrika ke Asia. Yang pertama adalah Perang Abissinia (1895-1896) antara Kerajaan Italia dan Ethiopia beserta beberapa wilayah Afrika bagian Timur. Berikutnya adalah di Asia melawan Pasukan Boxer di Cina (1899-1901). Lalu, ke Timur Tengah antara Kerajan Italia dan Kerajaan Ottoman (1911-1912), dikenal juga sebagai Perang Italia-Turki. Kemudian bergabung dalam Perang Dunia I (1914-1918). Berikutnya lagi, Perang Italia-Ethiopia (1935-1936). Italia menang dalam perang ini. Tiga tahun kemudian dalam Perang Dunia II (1939-1945). Pasukan perang terakhir dari Alpini dikirim pada Perang Afganistan sejak 2001.

Partisipasi dalam perang internasional ini membuktikan bahwa Pasukan Alpini amat kuat. Dalam sejarah dunia, The Alpini rupanya menjadi pasukan perang elit pertama di dunia yang beroperasi di gunung. Nama Alpini sendiri diambil dari wilayah operasi mereka. The Alpini lahir dari ketertarikan militer Italia untuk menjaga wilayah pegunungan mereka. Di Italia Utara, di sekitar pegunungan Alpen, Italia bersinggungan dengan beberapa negara lain seperti Perancis dan Austria.

Tentara Alpini berlatar gunung, FOTO: pixabay.com
Tentara Alpini berlatar gunung, FOTO: pixabay.com
Tentang perang di gunung ini, Italia beruntung punya orang hebat seperti Giuseppe Domenico Perrucchetti (1839 - 1916). Dia adalah Jenderal sekaligus Politikus Italia. Dia bukan orang gunung tetapi ia suka mempelajari geografi gunung. Ketertarikan ini juga yang ia terapkan dalam tugasnya sebagai militer. Di tangannya, muncul studi tentang taktik perang di gunung. Beberapa bulan sebelum lahir Pasukan Elit The Alpini, dia menulis artikel di majalah militer Italia tentang pembentukan militer pegunungan dan bagaimana memenangkan tak-tik musuh. Artikel ini menjadi rujukan banyak militer lainnya.

Artikel ini menjadi cikal bakal terbentuknya Pasukan Alpini pada Oktober 1872. Masukan berharga di dunia militer ini menjadikan Jenderal Perrucchetti sebagai Bapak Pendiri Alpini Italia. Perrucchetti sendiri tidak pernah menjadi Pasukan Alpini tetapi ilmunya tentang Alpini cukup luas. Dia juga bukan datang dari pegunungan. Ia besar dalam keluarga di daerah dataran luas di kota Adda, di sekitar Kota Milan. Latar belakang keluarganya ini membuat ia sangat ahli dalam perang dataran atau 'Pianura Padana'. Dalam artikelnya, Perrucchetti memadukan taktik perang dataran dan taktik perang gunung. Untuk mempraktikkan ilmunya ini, dia memilih beberapa di antara pasukan perang dataran untuk bergabung menjadi pasukan gunung. Hasilnya luar biasa. Dari sini lahirlah Pasukan Alpini.

Sejak saat itu, Pasukan Alpini berkembang. Pusat operasinya mereka pada saat itu berada di wilayah Utara Italia. Rerata wilayah pegunungan. Beberapa kota yang pernah menjadi basis yang kuat dari pasukan ini adalah Cuneo, Mondovi, Torino (Susa), Torino (Chivasso), Como, Treviso, Udine. Ketujuh wilayah ini memang bersinggungan dengan perbatasan Perancis dan Austria.

Dari ketujuh wilayah ini, Pasukan Alpini pun berkembang lagi di beberapa wilayah lainnya di bagian Utara Italia. Pada pembukaan awalnya (1872), Pasukan Alpini hanya memiliki 15 unit. Setahun kemudian (1873), ditambah 9 sehingga 24 unit. Jumlahnya berlipat ganda lagi pada 2 tahun kemudian (1875) dengan jumlah tentara 250 orang dan 5 orang kepala pasukan. Jumlah ini dibagi dalam 7 batalion dan masing-masing batalion memiliki nama seperti tertera dalam 7 kota sebelumnya.

Model topi unik ala Alpini, FOTO: pixabay.com
Model topi unik ala Alpini, FOTO: pixabay.com
Perkembangan awal ini menjadi pintu masuk bagi perkembangan selanjutnya. Dalam sejarahnya kemudian, pasukan ini bertambah jumlah unit, tentara, pasukan, dan batalionnya. Ini tentu saja sesuai dengan kebutuhan di lapangan. Saat ada pemberlakuan wajib militer bagi pemuda Italia, ada istilah 'servis singkat'. Praktisnya, para pemuda yang tergabung dalam pasukan ini ikut berperang dalam kurun waktu tertentu, ada yang 1, 2, atau 3 tahun. Mereka bukan tentara tetap sehingga pelayanan mereka terbatas. Jika ada yang tertarik jadi tentara sebagai profesi, boleh mengajukan perpanjangan dan lamaran. Jika tidak, negara hanya mewajibkan maksimal 3 tahun.

Pasukan Alpine mempunyai keunikan khususnya mengenai model baju dan topi serta senjata militer. Sejak awal berdirinya, hanya ada seragam militer biasa. Pada 1874, ada seragam baru berupa Tunika berwarna Biru berpadu Abu-abu. Model ini sebelumnya hanya berupa Mantel biasa. Demikian juga dengan model sepatu yang sebelumnya berwarna biru dan tidak tinggi diganti dengan sepatu bot tinggi.

Perubahan lainnya terjadi pada 1883, dengan warna seragam hijau untuk semua jajaran Alpini. Tentang topinya unik. Sejak 1873, ada topi perang ala Calabrese (dari Kota Reggio Calabria) dengan "penna nera" atau pena hitam. Ini melambangkan sayap elang yang menghiasi seluruh bagian topi. Topi itu sendiri merupakan mahkota kerajaan.

Parade Pasukan Alpin, FOTO: esercito.difesa.it
Parade Pasukan Alpin, FOTO: esercito.difesa.it
Evolusi lain juga muncul dalam perangkat Senjata yang digunakan. Sejak awal, mereka menggunakan senjata bermodel "Vetterli 1870". Senjata ini diproduksi khusus untuk Italia oleh Johann-Friedrich Vetterlidari Swiss. Dalam literatur Italia namanya sering disebut Federico Vetterli (1822-1882). Vetterli adalah seorang penemu berkebangsaan Swiss. Dia bekerja di perusahaan pabrik senjata di Kota Neuhausen, Jerman.

Senjata model Vetterli ini dimodifikasi oleh militer serta penemu berkebangsaan Italia Giuseppe Vitali (1845 -1921). Senjata baru yang cocok dengan kebutuhan pasukan Alpini pun tercipta. Senjata ini kemudian bernama "Vetterli -Vitali Mod. 1870-1887". Senjata berkaliber 6,5 mm ini bertahan selama kira-kira 3 tahun. Sejak 1890, ada senajata model baru yang diproduksi oleh Pabrik Senjata di Kota Torino berjenis "Carcano Mod. 91". Masih banyak perubahan lainnya yang bertujuan untuk menunjang kinerja pertahanan Pasukan Alpin.

Inilah yang membuat Pasukan Elit ini menjadi bertahan dalam berbagai medan perang. Pasukan ini pun menjadi bagian inti dari sistem pertahanan militer Italia. Selain Pasukan Alpini, masih banyak jenis pasukan elit lainnya yang dimiliki oleh militer Italia. Pasukan Alpini berkiprah di gunung. Saat ini, muncul pertanyaan, apakah masih aktual dan relevan kehadiran pasukan ini saat batas negara Italia sudah jelas dan semua perang perbatasan hampir tidak ada?

Bulu Elang ini menjadi penanda khusus Pasukan Alpini, FOTO: pixabay.com
Bulu Elang ini menjadi penanda khusus Pasukan Alpini, FOTO: pixabay.com
Pertanyaan ini membuka mata banyak orang. Warga sipil yang lahir setelah zaman perang boleh jadi mengatakan tidak relevan. Tetapi tidak demikian dengan mantan Pasukan Alpin. Jumlah mereka sekarang sangat sedikit tetapi pengaruhnya amat kuat. Di Indonesia, mereka diibaratkan sebagai Pasukan Pembela Kemerdekaan Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun