Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Pamer Kreativitas di Bologna Children's Book Fair

5 April 2017   03:30 Diperbarui: 5 April 2017   22:30 754
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Salah satu model tenda pameran, FOTO: bookfair.bolognafiere.it

Kebiasaan membaca buku pada anak mesti ditanam sejak kecil.Ibarat batang pohon, kebiasaan itu mesti dilatih dan diluruskan. Terkadang, anak dibiarkan untuk menjauh dari buku. Anak akan merasa jauh apalagi jika bukunya kurang menarik. Solusi yang tepat dalam hal ini adalah membuat buku menjadi hal yang menarik.

Inilah yang sedang dipromosikan oleh para ahli dalam pameran buku Bologna Children’s Book Fair di kota Bologna, Italia. Pameran ini berlangsung selama 4 hari (3-6 April), dari Senin sampai Kamis besok. Selama 4 hari ini, berbagai kalangan ikut berpartisipasi. Masalah kurangnya minat baca pada anak memang mesti ditangani bersama. Tidak bisa diserahkan pada satu pihak saja. Maka, melalui pameran ini, pengunjung diajak untuk mengikuti berbagai acara yang ditawarkan.

Berbagai acara ini ditawarkan oleh panitia melalui pertemuan dengan para penulis buku, para penerbit, para ilustrator, para kartunis, para animator dari 70 negara. Jumlah ini termasuk besar. Panitia sengaja mengundang banyak partisipan agar pengunjung mempunyai banyak pilihan. Selain untuk pengunjung, sasarannya juga adalah pemirsa di berbagai negara yang ikut. Dengan pameran ini, para partisipan juga diajak untuk mengembangkan pameran serupa di negara masing-masing.

Pengunjung membaca informasi, FOTO: bookfair.bolognafiere.it
Pengunjung membaca informasi, FOTO: bookfair.bolognafiere.it
Alam termasuk salah satu hal yang menarik perhatian anak-anak. Maka, hal-hal yang berkaitan dengan kebun binatang, taman bunga, jenis binatang dan sebagainya bisa menjadi sarana untuk mengembangkan minat baca. Panitia Bologna Children’s Book Fair edisi ke-54 ini menyadari pentingnya ilustrasi alam pada buku anak-anak. Itulah sebabnya tahun ini tema yang diusung adalah The natural habitat for children's content. Melalui tema ini, panitia ingin mengajak peserta untuk menggunakan sarana dalam alam semesta sebagai ajang untuk menarik perhatian anak-anak.

Tema alam ini didiskusikan oleh para ilustrator dan animator yang hadir. Mereka ditantang untuk membuat gambar animasi yang akan ditempelkan pada halaman buku. Gambar itu sekaligus menjelaskan isi buku. Dengan cara ini, anak kiranya akan tertarik untuk menelusuri buku sampai pada halaman akhirnya. Buku ini pada akhirnya akan menjadi seperti buku komik. Memang komik merupakan salah satu jenis buku yang mudah dicerna. Ilustrasi menarik yang ditawarkan menjadi sarana menarik untuk menyampaikan pesan.

Untuk tujuan ini, Bologna kiranya cocok menjadi tempat pertemuan bagi para animator dan ilustrator. Semangat untuk mempertemukan para ilustrator ini memang menjadi tujuan awal dari Children’s Book Fair paling berpengaruh di dunia ini. Ide awal munculnya Bologna Children’s Book Fair (BCBF) adalah perhatian terhadap dunia anak. Tepat pada 1964, di Bologna dibuat pertemuan yang mempertemukan beberapa penerbit buku anak di seluruh Italia. Bologna menjadi tuan rumah karena kota ini termasuk yang terdepan dalam bidang ini.

Pengunjung membludak, FOTO: bookfair.bolognafiere.it
Pengunjung membludak, FOTO: bookfair.bolognafiere.it
Setelah beberapa kali pertemuan, kebutuhan untuk melebarkan sayap pun diaktualkan. Maka, diundanglah banyak kalangan lain seperti organisasi para penulis, ilustrator buku, dan juga LSM lainnya yang berkecimpung dalam dunia buku, sastra, sejarah, dan sosial. Serial pertemuan di tahun pertama ini membuahkan hasil yang memuaskan di tahun kedua. Tahun 1965, pameran ini meghadirkan 128 penerbit dan editor. Bagi panitia pameran, ini adalah sebuah keberhasilan sebab 104 dari peneribit dan editor yang ada berasal dari luar Italia.

Keberhasilan pada tahun ke-2 ini menjadi pintu bagi keberhasilan di tahun-tahun berikutnya. Ibarat pohon durian, pameran buku di Bologna ini makin lama makin berbuah banyak. Pada tahun 1966, ada kejutan lainnya. Kejutan seperti kerja sama dengan penerbit dan editor asing tetap jalan. Kejutan baru yakni digantinya sistem hadiah, dari lama menjadi baru. Maka, sistem hadiah pun bukan lagi berupa I premi Il Torchio d'oro dan il Balanzone d'orotetapi diganti dengan il Premio Grafico Fiera di Bologna dan il Premio Critici in Erba.

Hadiah I premi Il Torchio d'oro berlaku pada tahun kedua dari pameran ini yakni untuk mereka yang menjadi juara pada bidang sastra. Sedangkan, hadiah il Balanzone d'oro diberikan pada juara dalam bidang grafik. Kedua hadiah ini diganti nama dan sedikit bentuknya mulai pada tahun ke-3. Premio Grafico Fiera diberikan untuk juara bidang grafik. Penilaian ini diberikan oleh tim juri yang menyeleksi karya grafik dari para peserta. Sebaliknya, Premio Critici in Erba diberikan pada juara tim ilustrator dengan kualitas yang bagus. Pada penilain ini, jurinya adalah sekelompok anak-anak yang didampingi oleh seorang dewasa. Ini menarik juga dan mestinya memang seperti ini. Karya anak mesti dinilai oleh anak-anak sendiri.

Salah satu pemenang bagian ilustrasi dari Korea Selatan, Asia, FOTO: bookfair.bolognafiere.it
Salah satu pemenang bagian ilustrasi dari Korea Selatan, Asia, FOTO: bookfair.bolognafiere.it
Pameran BCBF juga mengenal tamu kehormatan (Ospite d’Onore). Pada tahun 2017 ini, tamu itu diberikan pada negara Spanyol yakni dua kota: la Catalogna, dan Kepulauan Baleari. Dua kota ini sengaja dipilih karena mereka mempunyai tradisi penerbit buku anak yang bagus. Menurut panitia, di kota ini terdapat penerbit buku anak yang lahir sejak abad ke-4 seperti penerbit le Publicacions de l’Abadia de Montserrat. Ini adalah penerbit tertua di Benua Eropa.

La Catalogna dengan Bahasa Katalannya atau Catalana menjadi tempat bertemunya para budayawan dan para profesional dalam bidang penerbitan. Inilah yang membuat kota ini sering didatangi oleh para penulis, ilustrator, design, penerjemah, editor, pengelola toko buku, para pengajar seperti guru dan dosen, para peneliti, para kritikus sastra, pengelola perpustakaan dan pemerhati budaya. Dengan ini saja, kita bisa menilai bahwa kota ini memang penting.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun