Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Ketika Kebencian Kalah Atas Persaudaraan

25 Maret 2016   17:18 Diperbarui: 25 Maret 2016   17:32 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Paus Membasuh Kaki, gambar Reuters"][/caption]Umat Kristiani di seluruh dunia hari-hari ini sedang merayakan rangkaian perayaan Paskah.

Umat Katolik Roma memulainya pada Perayaan Minggu Palma hari Minggu yang lalu. Perayaan ini mau memperingati kisah sorak sorai warga Yerusalem menyambut Yesus. Sejak Minggu itu, umat Katolik memasuki satu minggu khusus yang disebut la settimana santa (Minggu Suci).

Dalam Minggu Suci ada tiga hari khusus yang disebut Tri Hari Suci (Kamis Putih, Jumat Agung dan Sabtu Suci atau Sabtu Paskah). Salah satu adegan yang terkesan pada Kamis Putih adalah Pembasuhan Kaki. Adegan ini bermula dari acara Makan Malam terakhir antara Yesus dan para murid-Nya. Saat itulah Yesus melepaskan bajunya dan mengenakan ‘pakaian kerja’ dan membasuh kaki para murid. Para murid kaget melihat adegan Yesus ini. Bagaimana mungkin seorang yang mereka anggap Guru kini membasuh kaki para muridnya?

Salah seorang murid, Petrus, meminta Yesus untuk membersihkan seluruh tubuhnya. Bukan hanya kaki saja.

“Tuhan, jangan hanya kakiku saja, tetapi juga tangan dan kepalaku,” kata Petrus.

“Barang siapa telah mandi, ia tidak usah membasuh diri lagi selain membasuh kakinya, karena ia sudah bersih seluruhnya. Juga kamu sudah bersih, hanya tidak semua,” balas Yesus.

Dialog yang menarik antara Guru dan murid. Tidak semua, kata sang Guru. Maksudnya, mungkin saja kelihatannya bersih tetapi kenyataannya masih kotor. Maka, tidak semuanya bersih. Seperti duri dalam daging. Kelihatannya daging semua padahal dalamnya ada duri. Ini pertanda ada sesuatu yang tersembunyi. Dalam kebersamaan, ketersembunyian ini tidak tampak. Kebersamaan seolah-olah lebih besar dari ketersembunyian. Padahal yang tersembunyi ini kadang-kadang berbahaya. 

Kebersamaan itulah yang dialami kelompok Yesus dan para murid. Tidak semua, kata Yesus. Tidak semua murid itu bersih. Seorang murid lain, Yudas rupanya menyembunyikan sesuatu. Niat buruknya untuk membunuh Yesus tersembunyi dalam kebersamaan mereka.

Tahun ini, acara Pembasuhan Kaki ini juga sungguh berkesan. Paling tidak lewat tanda berarti yang ditunjukkan Paus Fransiskus dalam Misa Kamis Putih kemarin. Misa ini dirayakan di rumah para imigran di Castelnuovo di Porto sebelah Utara kota Roma. Di sini para imigran datang dari berbagai negara. Jumlahnya sekitar 892, hampir 900 orang. 

Paus Fransiskus kiranya memberi pesan berarti dengan memilih tempat ini untuk merayakan perayaan suci ini. Para imigran ini mewakili dunia dengan berbagai perbedaannya. Paus Fransiskus mau menunjukkan kepada dunia bahwa kita hidup dalam persaudaraan tanpa membangun tembok pemisahan karena berbagai perbedaan.

Kisah yang mengharukan dan amat sangat berarti adalah ketika Paus Fransiskus membasuh kaki12 orang dari berbagai agama, negara, budaya, dan kultur berbeda: 1 orang wanita Italia, 4 orang laki-laki Katolik Nigeria, 3 orang wanita Eritrea dari ritus Kristen Koptik, 3 orang Muslim dari Siria, Pelstina dan Mali, dan 1 orang India beragama Hindu. Paus Fransiskus tahun lalu juga membuat pembasuhan seperti ini kepada 6 wanita dan 6 laki-laki. Adegan ini mau menunjukkan kepada dunia bahwa kita memang berbeda. Tetapi dalam perbedaan kita bersaudara. Sama-sama menjadi anak Allah. Kata Paus Fransiskus dalam khotbahnya, “Kita semua bersaudara, Muslim, Hindu, Katolik, Evangeli, semuanya adalah putra-putri dari Allah yang sama”.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun