Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jose Mourinho Ramaikan Ruangan Kelas di Inggris

7 Juni 2017   15:06 Diperbarui: 8 Juni 2017   08:30 834
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemaparan Program Premier League Primary Stars FOTO: safc.com

Pemerintah Inggris berusaha menumbuhkan minat baca warganya. Usaha ini pun mulai dikerjakan sejak di sekolah dasar. Inggris ingin menanam kebiasaan baik ini sejak dini.

Program ini pun dijalankan bersama para pemain sepak bola Inggris, Premier League. Tak tanggung-tanggung, para pemain menenteng buku-buku di sekolah-sekolah di seluruh Inggris dan Wales. Tujuan yang mau dicapai adalah mendapatkan para pembaca buku yang militan. Sehingga, nantinya siswa-siswi sekolah ini punya sikap seperti pemain sepak bola: terus berjuang untuk menang. Maka, para pembaca mesti menang atas kecenderungan malas membaca buku.

Sekitar 1000-an anak-anak (5-13 tahun) di Inggris mengikuti program yang bernama "Premier League Reading Stars" ini. Program ini kental dengan aroma sepak bola. Memang, sepak bola sudah mendarah daging di Inggris. Itulah sebabnya, anak-anak sekolah dan anak muda Inggris pun tak mau ketinggalan dengan sepak bola. Jika sepak bola menjadi idola, apa pun yang terjadi di dunia sepak bola akan ditiru oleh para penggemar.

Juan Mata di depan anak-anak, FOTO: premierleague.com
Juan Mata di depan anak-anak, FOTO: premierleague.com
Kecenderungan inilah yang dibaca oleh pemerintah Inggris. Dengan menggandeng dunia sepak bola, pemerintah ingin meningkatkan para penggemar buku melalui slogan Rising UK Literacy Level. Ini menunjukkan bahwa para pembaca sudah ada. Tinggal menggenjotnya ke level yang lebih besar ini. Peningkatan inilah yang ditargetkan pemerintah Inggris. Para pemain sepak bola pun diharapkan mampu meningkatkan pengaruh para siswa untuk makin mencintai dunia buku.

Dalam situsnya, Rising UK Literacy Level menunjuk pada 3 hal penting, yakni membaca, menulis, dan berbicara. Kiranya ini menjadi 3 hal penting jika ingin meningkatkan kemampuan membaca sastra. Dan, memang inilah yang diminta oleh pemerintah Inggris kepada para pemain sepak bola dalam misinya ini.

Para pemain mengadakan kunjungan ke sekolah-sekolah, mengajak anak-anak SD untuk membaca buku, juga selingan bermain dan menonton film, kuis-kuis berhadiah seputar tema membaca buku dan menulis sastra. Yang paling konkret lagi adalah para pemain diminta untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis dan membaca.

Bertemu pemain idola, FOTO: academitoday.co.uk
Bertemu pemain idola, FOTO: academitoday.co.uk
Melalui program yang berlangsung selama 10 minggu ini, para siswa terbukti mulai mencintai dunia membaca dan menulis. Cinta membaca ini tumbuh berkat pengaruh figur sepak bola terkenal seperti Theo Walcott, pemain Arsenal dan Pelatih Mancester United Jose Mourinho.

Dua figur ini---selain mengajak anak-anak untuk membaca dan menulis, ikut meramaikan kegiatan ini dengan membantu para siswa yang berasal dari keluarga-keluarga miskin. Para siswa yang mengidolakan klub tertentu pun mendapatkan kaus dari klub tersebut. Inilah yang membuat semua anak mendapatkan kaus dari klub kesayangannya. Kaus ini melengkapi hadiah lainnya, seperti bolpoin, poster, sertifikat, gelang tangan, poster, dan sebagainya.

Program ini terbukti ampuh. Ini berarti dunia sepak bola Inggris mampu menggenjot minat baca dan tulis para siswa Inggris. Ada peningkatan jumlah siswa yang berminat membaca buku dari 44% ke 59%. Demikian juga dengan mereka yang memang sudah punya kebiasaan membaca buku setiap minggu, dari 63% menjadi 80%. Peningkatan di atas 50% juga muncul di kalangan siswa yang sekadar "mencintai dunia membaca" dan mereka yang membaca buku setiap hari. (Popotus 6/6/2017)

Pemain sepak bola di hadapan anak-anak dengan buku di tangan, FOTO: plprimarystars.com
Pemain sepak bola di hadapan anak-anak dengan buku di tangan, FOTO: plprimarystars.com
Dunia baca dan tulis di Inggris rupanya dikuasai oleh kaum hawa. Kaum hawa terhitung lebih baik ketimbang kaum adam yang masih sulit untuk membaca dan menulis. Beda dengan kaum hawa, kaum adam di Inggris menjadi tantangan besar bagi para pengajar di Inggris. Menurut penelitian dari "Literacy Trust", anak-anak dan remaja perempuan mempunyai kemampuan membaca yang lebih tinggi dari kaum lelaki. Sekitar 64,9% kaum perempuan berbanding 52,3% kaum lelaki yang berumur 8-16 tahun. Sementara untuk yang berumur 14-16 tahun, kaum perempuan menempati posisi 53%. Sisanya adalah kaum lelaki (Popotus 6/6/2017).

Penelitian ini juga merilis minat baca sesuai tema. Kaum lelaki pada umumnya suka komik dan majalah olahraga, serta game, sementara kaum perempuan buku-buku cerita dan novel yang berisi kisah nyata.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun