Mohon tunggu...
Agoeng Widodo
Agoeng Widodo Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Seseorang yang sedang belajar, dan sangat memimpikan Indonesia yang gemah ripah loh jinawi toto tentrem karto raharjo

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Tradisi Unik di Malam 1 Suro (Kirab Kebo Bule)

14 November 2012   07:16 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:24 5932
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Malam 1 (Satu) Suro bagi sebagian masyarakat Jawa (khususnya) masih dianggap sakral. Terlebih jika malam satu Suro tersebut jatuh pada malam Jum'at Legi.  Berbagai ritual (atau) tradisi senantiasa mengiringi malam satu Suro. Diantaranya ada yang tapa bisu, kungkum, ataupun sekedar tirakatan dengan cara lek-lekan secara bersama-sama di pos ronda. Tradisi unik menyambut satu Suro juga ada di Kota Surakarta tepatnya di Keraton Kasunanan Surakarta. Tradisi unik yang diadakan rutin setahun sekali tersebut yakni Kirab Kebo Bule dan Pusaka Keraton.

[caption id="attachment_209232" align="aligncenter" width="448" caption="Kebo Kyai Slamet (dok. pribadi)"][/caption]

Kebo bule atau kerbau albino ini memang binatang peliharaan Keraton Surakarta. Konon nenek moyang kerbau ini merupakan binatang kesayangan Sri Susuhunan Pakubuwono II. Sehingga kebo bule ini dikeramatkan, dan menjadi salah satu pusaka paling penting di Keraton Surakarta Hadiningrat. Kirab atau arak-arakan Kebo bule ini sendiri biasanya dimulai pada tengah malam. Kerbau (yang kandangnya ada di alun-alun kidul), tanpa digiring akan berjalan sendiri menuju halaman keraton.  Jika sudah begitu, berarti kirab siap dimulai.

[caption id="attachment_209233" align="aligncenter" width="448" caption="Salah seorang abdi dalem (dok. pribadi)"]

1352876236588465547
1352876236588465547
[/caption]

Kebo atau kerbau bule ini sering disebut dengan kebo kyai Slamet lantaran secara turun temurun, kerbau albino ini dipercaya sebagai penunggu pusaka kyai slamet (salah satu pusaka milik keraton Surakarta yang kasat mata).  Dalam kirab malam satu Suro, kebo kyai Slamet selalu berada di barisan paling depan sekaligus bertindak sebagai cucuk lampah kirab. Di belakangnya menyusul barisan para Putra Sentana Dalem (kerabat keraton) yang membawa pusaka, lampu-lampu keraton maupun obor bambu dengan mengenakan busana Jawi lengkap, kemudian diikuti oleh masyarakat Solo dan sekitarnya yang hendak menyaksikan acara kirab secara langsung.

[caption id="attachment_209236" align="aligncenter" width="448" caption="Kebo bule masih di kandang (dok. pribadi)"]

13528751111392191095
13528751111392191095
[/caption]

Kirab biasanya dimulai dari halaman keraton menuju alun-alun utara, Gladak, Jl. Mayor Kusmanto, Jl. Kapten Mulyadi, Jl. Veteran, Jl. Yos Sudarso, Jl. Slamet Riyadi, Gladak, dan kembali ke keraton atau lebih kurang sejauh 3 km. Adapun kirab tersebut dimaksudkan sebagai penolak bala.

Anda tertarik dan ingin menyaksikan secara langsung kemeriahan kirab 1 Suro ini?

Monggo, tindhak dhateng Solo!

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun