Mohon tunggu...
Giri Lumakto
Giri Lumakto Mohon Tunggu... Guru - Pegiat Literasi Digital

Digital Ethicist | Pemerhati Pendidikan Literasi Digital, Teknologi, dan Budaya | Curriculum Developer for Tular Nalar from Google.org | K'ers of The Year 2018 | LPDP 2016 | STA Australia Awards 2019 | LinkedIn: girilumakto | Twitter: @lumaktonian | email: lumakto.giri@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Enak Mana, Layar Gawaimu atau Makananmu?

29 Juli 2018   18:57 Diperbarui: 30 Juli 2018   09:34 878
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Eating and iPhone - ilustrasi: newslife.tv

Tangan kanan memegang sendok. Tangan kiri men-scroll layar HP. Atau duduk makan sembari 'disajikan' layar tablet di hadapan. Entah makan beramai-ramai atau seorang diri. Fenomena makan sembari sibuk dengan gawai sering kita temui.

Kadang saya berfikir sendiri. Apa yang sebenarnya sedang dinikmati dengan fenomena 'multitasking' ini. HP dengan sosmed atau gim. Atau makanan yang sedang dimakan?

Begitu lekatkah gawai yang dipunya, sampai makan ia tidak lupa dibawa. Berapa lama sih sebenarnya aktifitas makan? Sekitar 10 menit atau paling lama 30 menit? Setengah jam berpisah dengan gadget apa sudah sebegitu rindu. Atau jangan-jangan gawainya ikut disuapi makanan?

Biasanya 'ritual' para multitasker ini dimulai dengan memfoto makanan. Lalu diunggah di status WA dengan caption 'Bersyukur makan siang ini'. Tidak lupa juga upload  ke IG plus caption 'Maka nikmat mana yang kau ingkari?' dan #Lunch #Foodie #FoodLover #ApalahApalah. Jangan lupa, post IG di-share di FB atau Twitter.

Sambil tunggu like/komen di post/status tadi. Like/komen post teman lain di IG/FB. Kalau sudah ada beberapa like, jangan lupa like balik. Jemari akan sibuk jika sudah ada komen masuk. Waktunya membalas komen, biar ada ping-pong reply. Sendok untuk menyuap makanan ditaruh dulu. Senyum-senyum sendiri karena bangga ada yang suka post makanan tadi di IG.

Kalau sudah agak sepi like/komen, kembali lanjutkan menyuap makanan. Kalau gawai bergetar karena like/komen nanti bisa dikeluarkan kembali.

Bukankah ironis caption dengan makanan dihadapannya? Katanya nikmat mana yang kau ingkari. Sedang makanan dihadapan disiakan dengan sibuknya ber-sosmed. Pun kenikmatan makanan yang dirasa lidah tidak juga disyukuri. Hati lebih senang dan bahagia dengan like/komen posting, sepertinya.

Fenomena ini mungkin menjadi indikator FoMO (Fear of Missing Out). Seseorang khawatir posting makanannya tidak semenarik posting temannya. Jumlah like/komen menjadi penentu ketenaran ala sosmed. Masa posting temannya bisa di-like ratusan kali. Sedang punyanya tidak. Ada kecemasan yang berlebih saat postingan tidak tenar/viral.

FoMO juga ada pada gim/berita aktual. Seseorang sembari makan main gim karena takut turun peringkat di 'medan perang'. Atau teman satu timnya tiba-tiba meminta join melawan tim lain di gim online. Atau orang yang butuh tahu berita terbaru soal Presiden dan teori konspirasinya. Berita baru yang memojokkan Presiden butuh segera ditahui dan disebarkan. Demi 'kebaikan bersama'.

Memegang gawai sendiri menyalahi etiket makan atau table manner. Menggunakan gawai di meja makan berarti; Tidak menghargai masakan yang sudah dimasak. Memprioritaskan diri sendiri daripada waktu bersama di meja makan. Tidak menunjukkan rasa hormat pada orang disekitar meja makan. Tidak memberikan contoh baik untuk anak/orang lebih muda saat makan. 

Janganlah phubbing dibawa sampai ke meja makan. Waktu dimana kita selayaknya menikmati dan mensyukuri makanan. Pun, di meja makan kita bisa berbicara langsung dan berbagi dengan keluarga/kawan. Dan sejatinya, momen seperti ini lebih berarti daripada sekadar chat via sosmed.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun