Mohon tunggu...
Sugie Rusyono
Sugie Rusyono Mohon Tunggu... Lainnya - Menulis merupakan ritus keabadian

Hobby menulis, Korda Akademi Pemilu dan Demokrasi Kabupaten Blora

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Merawat Samin

22 Mei 2020   14:05 Diperbarui: 22 Mei 2020   14:01 132
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kalau ada yang tanya Samin berasal dari mana? Tentu akan banyak yang jawab Blora. Tak heran jika ditanya anda berasal dari mana Blora, pasti juga terlontar Samin. Tak heran jika Blora menjadi identik dengan Samin. Apakah Samin memang hanya di Blora, jawabnya tentu tidak, lantaran sedulur sikep samin berkembang hingga sekarang di beberapa Kabupaten sekitar Blora, seperti Pati, Kudus (Jateng), Ngawi dan Bojonegoro (Jatim).

Peresmian Tugu Prasasti Sedulur Sikep Samin oleh Bupati Bojonegoro di Dusun Jipang Desa Margomulyo Kecamatan Margomulyo Kabupaten Bojonegoro apa bisa disalahkan, karena Samin milik Blora, lantaran Blora merasa yang paling "sah" memiliki Samin. Setidaknya itulah yang muncul di salah satu grup Whattshap (WA) di Blora. 

Meski sebenarnya menimbulkan pro dan kontra dikalangan anggota WA. Memang cukup mengelitik, ketika simbol dan monemunen menjadi semua ikon, apalagi di Blora meski mengklaim bumi Samin,  tugu prasasti Samin nyaris tidak bisa terlihat pada ruang publik di Kota Satai. 

Dalam laman Wikipedia, kelompok Samin terkonsentrasi tidak hanya di Blora, tetapi ada yang di Pati, Kudus, Grobogan (Jateng) dan Bojonegoro Jawa Timur. Dengan kata lain bermukim di perbatasan kedua wilayah yang masuh dalam kawasan pegunungan kendeng. Sejarah dan siapa Samin Surosentika tidaklah perlu diulas dalam tulisan ini. Sudah banyak literatur yang mengupas tuntas soal itu.

Kembali soal prasasti yang kini sudah berdiri di Bojonegoro, merupakan ide yang sangat brilian sekaligus kreatif. Perdebatan soal Kabupaten mana yang berhak memiliki tugu, prasasti atau sebutan lainnya rasanya hanya akan membuang energi saja. Seperti halnya patung Panglima Besar Jendral Sudirman yang bisa dilihat ada di kota-kota besar di Indonesia, tidak mutlak milik satu Kabupaten, begitu juga dengan tokoh lainnya. Toh tidak ada yang mempermasalahkannya.

Justru dengan banyak dijumpai dan didirikan di banyak kota menandakan kalau tokoh tersebut menjadi panutan dan menjadi milik bersama. Yang tidak kalah penting tentu ada maksud tertentu dibangunnya tugu/prasasti Samin. 

Diera milenial ajaran Samin yang membumikan tentang nilai-nilai kejujuran, spiritual dan kepedulian sosial, alam, serta menjauhkan sifat mengambil hak-hak orang lain. Berbanding lurus dengan kondisi saat ini, penanaman nilai-nilai tersebut cukup pantas, agar generasi kekinian bisa sepenuhnya diejawantahkan menjadi laku sehari-hari. 

Kalau tidak salah, pitutur yang cukup keren dari Samin seperti laku jujur sabar trokal lan nrimo, ojo dengki srei dahwen kemeren pekpinek barange liyan, ojo mbedo mbedakne sapodo padaning urip kabeh iku sedulure dewe, ojo waton omong omong sing nganggo waton, biso roso rumongso.

Setidaknyaa spirit yang ingin disampaikan agar, dari prilaku keseharian dapat menjadikan sebuah identitas. Tanpa kita sadari, masyarakat yang hidup dalam komunitas masyarakat suku "tradisional" jarang kita jumpai adanya keributan, pencurian, pembunuhan dan keresahan sosial lainnya. Lalu bagaimana dengan Blora yang secara biologis dan ideologis menjadi "tuan rumah" Samin?.

Melihat tugu prasasti memang tidak nampak, hanya ada tugu Samin di Desa Sambongrejo Kecamatan Sambong kalau tidak salah ingat. Desa Sambongrejo sendiri merupakan salah satu kampung yang dihuni oleh sedulur sikep, dan menjadi jujugan untuk edukasi, selain di kampung Samin KarangpaceDesa Klopoduwur Kecamatan Banjarejo Blora. Yang pernah di kunjungi Presiden Joko Widodo pada tahun 2014, saya masih ingat saat itu Jokowi meminum air yang ada dalam kendi sesaat setalah tiba dipendopo Samin. ya memang kendi. 

Membumikan ajaran Samin sebenarnya sudah dilakukan oleh Blora.  Tercermin dari penggunaan pakaian adat Samin bagi pegawai di lingkungan Pemkab Blora, BUMN, BUMD serta intansi vertikal yang ada di Blora sebulan sekali, jauh sebelum Bojonegoro meresmikan prasati. Meski saat ini ada yang memakai dan tidak pakaian samin. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun