Mohon tunggu...
Gin Seladipura
Gin Seladipura Mohon Tunggu... profesional -

Co founder & Product Manager at spektakel.id

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Silampukau, Nyanyi Puisi Burung Kepodang Surabaya

9 Agustus 2015   15:35 Diperbarui: 9 Agustus 2015   15:35 1226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ada nostalgia yang aneh ketika saya mendengarkan Silampukau. Nostalgia akan suatu kota penting di negara ini, Surabaya.

Suatu ketika, Surabaya pernah terdengar begitu garang. Pelaran sejarah yang menyebut Bung Tomo memimpin pemoeda Surabaya bertempur habis-habisan.. Atau menyebut Persebaya, misalnya, lengkap dengan Bonek, barisan pendukungnya yang fanatik. Ditambah lagi dengan munculnya musisi-musisi cadas, yang digawangi oleh Log Zhelebour. Belum lagi, menyebut nama lokalisasi Dolly. Surabaya, Kota Pahlawan, kota yang keras.

Jaman bergeser. Media massa makin terpukau oleh Jakarta. Berita-berita dari kota lain semakin jarang terdengar, termasuk dari Surabaya. Ingatan akan Surabaya sebagai kota yang keras dan garang juga perlahan memudar.

Ketika muncul sebuah band ajaib bernama Vox, saya tersentak. Ada band sekeren ini di Surabaya! Memainkan musik folk yang riang gembira, ramai semarak dan asik nian. Tapi, itu tidak berlangsung lama. Istilahnya, one hit wonder.

Lama berselang, di tahun 2015 yang permai ini, Nostalgia akan Surabaya yang garang kembali menyeruak. Kali ini, yang berhasil melakukannya adalah Silampukau. Duo akustik ini memainkan lagu-lagu ballads tentang Surabaya. Tidak bicara soal yang hebat-hebat, melainkan bicara keseharian yang dekat-dekat.

Musik mereka yang sederhana, didukung dengan lirik yang jujur dan kuat, dengan cepat menancap ke hati. Saya merasa seperti diterbangkan ke Surabaya yang panas.

Musik ballads, akustik, kadang bisa berkumandang lebih keras ketimbang musik cadas berdistorsi. Ditambah lagi dengan penggunaan kosakata yang unik dan cerdas. Kata-kata seperti "Mursal", "Puan Kelana", atau metafora seperti "buah-buah kisut ladang matrimoni", Silampukau adalah band Indonesia dengan lirik yang sangat cerdas.

Ketika bicara soal yang personal pun, Silampukau tetap bisa melakukannya dengan lirik puitis yang menggelitik. Misalnya, saat mereka bercerita tentang kekasihnya yang pergi ke Prancis (barangkali buat studi S2 atau S3, hehehe), mereka tidak curhat atau berlarat-larat:

"Jauh-jauh Puan kembara,
sedang dunia punya luka yang sama...

...

Hujan sama menakjubkannya,[caption caption="silampukau.com"][/caption]
di Paris atau di tiap sudut Surabaya...
...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun