Euforia juara timnas U-19 Indonesia diajang AFF, nampaknya masih berbekas di seluruh benak masyarakat Indonesia. Suka cita yang terjadi pada hari Minggu malam lalu, masih sangat terasa sampai dengan hari ini. Tidak hanya masyarakat biasa saja yang masih terngiang akan euforia juara Indonesia, seluruh media pun beramai-ramai ikut ber-euforia dengan kemenangan Indonesia ini. Terbukti dengan ramainya pemberitaan sosok-sosok anak muda U-19 kita, profiling pelatih kawakan Indra Sjafri, dan napak tilas perjalanan timnas U-19 sampai merengkuh trofi juara.
Di tengah maraknya pemberitaan media mengenai timnas U-19 ini, ada sedikit ganjalan dan sedikit rasa curiga terhadap pemberitaannya. Ya, sejak kemarin sampai hari ini semua media mulai mengajak timnas U-19 untuk menjadi bintang tamu di acara tv nya masing-masing. Bukan hanya undangan menjadi bintang tamu saja yang membuat saya curiga, beberapa hari yang lalu bahkan sempat ada wacana dari Ketum PSSI, bahwa anak-anak U-19 ini diizinkan untuk menjadi sebuah talent iklan untuk menambahi uang jajannya. Loh? Kok Pak Ketum mengizinkan ya, pemain timnas U-19 menjadi talent iklan? Saya menjadi sedikit curiga, bahwa di organisasi PSSI memang sudah ada divisi Agency Artist, untuk mempopulerkan pemain-pemain sepakbolanya.
Sebenarnya saya tidak mempermasalahkan pemain sepakbola kita menjadi seorang artis iklan, toh di luar negeri pun hal itu adalah hal yang lumrah bagi setiap pemain. Namun, brandnya pun harus yang sesuai dengan background dia sebagai pesepakbola. Lihat Rooney, Ronaldo, Ribery, Neymar, dll nya, mereka memang menjadi talent iklan dari Nike, yang notabene mereka adalah brand ambassadornya. Masa sih pemain timnas U-19 yang sudah meraih juara, harus menjadi talent iklan sebuah brand yang kurang berkelas? Masa mau mengikuti beberapa seniornya menjadi talent iklan sosis? Kalau mau menjadi talent sebuah iklan, contoh lah Bambang Pamungkas dan Ahmad Bustomi. Mereka pada waktu AFF 2010 menjadi talent iklan Nike, yang iklannya pun sangat bagus dan standart iklan Nike luar negeri pula.
Berbicara tentang sepakola Indonesia memang tidak ada habisnya, selalu saja ada hal yang aneh dan patut dicurigai. Namun semoga Evan Dimas dan kawan-kawan, mampu memilah mana yang baik untuk dirinya dan mana yang tidak baik untuk dirinya. Jangan sampai menerima undangan untuk menjadi bintang tamu di salah satu tv, membuat stamina mereka drop dan kehilangan permainan terbaiknya.