termenung tanpa arah dan tujuan
bergelimang bersama angan-angan
tanpa batasan
keadaan selalu dijadikan alasan
kata-kata berguguran
bersama setiap ucapan
mengusik pemikiran
yang belum semalam dijagakan
asa tidak lagi berteman
engkau hancurkan
padahal ia masih kasmaran
hingga timbul kekecewan
tanpa pergerakan
mencuri suara milik rintik hujan
agar dusta mampu bertahan
di bilik khayal kerinduan
"malu hidup menyedihkan,
tetapi akal selalu digadaikan"
oh engkau,
pemuja kesunyian
apa yang kau lakukan ?
menelan setiap kericuhan
agar enak dirasa badan
padahal,
kita adalah pesakitan
di bumi kita di tempatkan
seperti kecanduan,
melumpuhkan raga dan pikiranÂ
"enyahlah rasa itu !"
Palembang, 5/5/2019