Mohon tunggu...
Kaka Geb
Kaka Geb Mohon Tunggu... Mahasiswa -

Pencinta Kopi, Puisi dan Senja_

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Jangan Pergi

18 Agustus 2017   08:58 Diperbarui: 18 Agustus 2017   09:23 784
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kicau burung mengalun. Mendesis semilir angin. Memecah sunyi berkabut tipis-tipis. Dingin.
Aku telah sadar dari semua mimpi semalam.

Mentari perlahan menyapa dari balik ubun-ubun semeru yang menjulang. Merambah. Menembus dari celah-celah dedaunan.
Ku lihat kau masih mendengkur memeluk guling.
Selintas tanya datang lagi; mengapa kaudatang hanya untuk pergi?

Itu tanya dari hadir yang kau ucap dibibirmu malam tadi. Kan kaubilang kau tak tinggal. Kau cuma datang menyapa. Kau cuma datang mengabari. Bahwa kau bukan kekasih.

Tapi apakah kautahu; bahwa sejak lembayung dimatamu senja kemarin. Adalah hantu yang telah merenggut seluruh rasa yang kusimpan utuh. Dan kini kau kan pergi lagi.
Aah, kau, si gadis senja._

Malang, 18 Agustus 2017|06:25

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun