Mohon tunggu...
Gatot Swandito
Gatot Swandito Mohon Tunggu... Administrasi - Gatot Swandito

Yang kutahu aku tidak tahu apa-apa Email: gatotswandito@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Apa yang Dibanggakan Teman Ahok dengan 730 Ribu KTP yang Berhasil Dikumpulkannya?

29 Februari 2016   16:26 Diperbarui: 29 Februari 2016   16:59 3292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Sumber: Detik.com"][/caption]

Apa yang bisa dibanggakan dengan terkumpulnya 1 juta KTP? Apalagi baru 730 ribu. Coba tengok angka-angka yang menyangkut KTP pada Pilgub 2012..

Waktu itu Faisal Basri dan pasangannya menyerahkan 422.938 KTP ke KPU. Dari jumlah yang disetorkan itu, hanya 216.584 KTP yang memenuhi syarat, atau hanya 51,21 %-nya saja. Sementara dari 579.719 KTP yang disetorkan Hendardji Supandji dan pasangannya yang memenuhi syarat hanya 392.501 atau 65.67 %.

Kemudian untuk memenuhi persyaratan minimal 407.345 KTP, Faisal dan pasangannya menambahkannya hingga mencapai 430.000 KTP Sedangkan Hendardji menambah 29.678 KTP.

Dan ini adalah angka-angka yang lebih menarik lagi. Ternyata jumlah suara yang berhasil diraih dua pasangan independen itu paling banter hanya separuh dari total jumlah KTP yang memenuhi syarat. Faisal dan pasangannya meraih 215.935. Sedangkan Hendardji dan pasangannya hanya berhasil mengumpulkan mendapat 85.990 suara.

Kesimpulannya, jumlah KTP yang berhasil dikumpulkan bisa rontok menjadi hampir separuhnya pada tahap verifikasi KPU. Dan, jumlah suara yang diraih paling banter hanya separuh dari jumlah KTP yang berhasl dikumpulkan.

Kalau melihat pengalaman Pilgub DKI 2012, jelas jumlah KTP yang terkumpul tidak bisa dibanggakan, apalagi dijadikan alat tawar. Bukannya jadi alat tawar, 1 juta KTP itu malah bisa jadi bahan tertawaan.

Nah, biarpun elektabilitas pasangan-pasangan cagub DKI 2012 berbeda-beda tiap lembaga surveinya, tapi perbedaan itu hanya ada pada pasangan Foke-Nara dan Jokowi-Ahok. Sedangkan untuk empat pasangan lainnya hampir sama. Dari berbagai hasil survei itu bisa dilihat kalau elektabilitas pasangan Faisal dan pasangan Hendardji tidak jauh berbeda dengan perolehan suaranya. Elektabilitas Faisal antara 4 sampai 5 %, elektabilitas Hendardji disekitar 1 sampai 2 %. Jadi, pegangan bukan jumlah KTP, tapi elektabilitas.

Tingkat elektabilitas Ahok sekitar 45 %. Sayangnya angka ini tidak bisa diklaim sebagai hasil perjuangan sekelompok orang. Angka itu disumbang oleh banyak pihak, mulai dari Ahok sendiri, media, pendukung Ahok, netizen, sampai tukang ojek yang mangkal di mulut-mulut gang. Sayangnya, elektabilitas Ahok diperkirakan akan turun sampai ke kisaran 40 %. Dan, coba perhatikan kalau CSIS rilis surveinya lagi, selain Ahok partai mana yang elektabilitasnya turun.

Kalau cuma sekedar maju, mungkin tidak masalah jika Ahok mendaftar ke KPU lewat jalur independen. Tapi, persoalannya, apakah bisa menang atau tidak. Sialnya, kemungkinan Ahok menang jika lewat jalur Independen sangat kecil. Dan Ahok pastinya sudah berhitung masak kalau dia tidak mungkin menang jika maju lewat jalur independen, Satu-satunya jalan dengan diajukan olah parpol. Dan, itu pun belum tentu parpol tersebut akan mengajukan Ahok sebagai calon gubernur. Bisa juga sebagai calon wakil gubernur.

Sekali lagi, apa yang bisa disombongkan dengan pengumpulan 730 ribu KTP? Jumlah KTP, biarpun nantinya sanggup menembus angka 1 juta, tetap saja jadi bahan lelucon.  

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun