Mohon tunggu...
Budiman Gandewa
Budiman Gandewa Mohon Tunggu... Wiraswasta - Silent Reader

Bermukim di Pulau Dewata dan jauh dari anak Mertua. Hiks.....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

(RTC) Serial Pak Erte, "I'm Not Father" (Aku ngga Papa)

17 November 2017   15:25 Diperbarui: 17 November 2017   15:35 911
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pak Erte berdiri di halaman rumahnya, persis di bawah pohon jambu air yang berbuah lebat. Sudah beberapa hari ini Belio dipusingkan dengan tingkah aneh tiang listrik yang uring-uringan dan ngancem mau bunuh diri segala.

Pasalnya tiang listrik ngambek, lantaran ngga direstuin oleh keluarganya karena pacaran ama tiang telepon. Padahal tiang listrik sudah terlanjur cinta pake bingiiitz.... ama itu tiang telepon yang bodinya langsing kaya peragawati.

Untuk membuktikan cintanya dan menunjukkan ngambeknya, akhirnya tiang tiang listrik melakukan aksi mogok dengan cara berdiri di tengah jalan dan ngga mau disuruh pulang ke rumah.

Saking pusingnya dengan tingkah tiang listrik, Pak Erte sampe menyuruh si Buluk untuk membujuknya. Hasilnya.... Buluk sampe kelojotan karena kesetrum tegangan tingkat rumah lapis.

Tapi Pak Erte ngga kehabisan akal. Dibujuklah Empok Romlah, Janda bohai nan aduhai Kampung Pinggir Kali untuk merayu tiang listrik agar mau pulang dan paling tidak minggir kek....agar ngga ngalangin jalan.

"Aduuuh Pak Erte, emang Pak Erte tega yah ngeliat Romlah disetrum?" Jawab Romlah kenes.

"Abang kaga tega neng. Tapi ame siape lagi kudu minta tolong, kalo bukan ama eneng. Tapi daripada neng disetrum ama tiang listrik...mendingan Abang yang nyetrumin eneng..." Seloroh Pak Erte.

Akhirnya setelah berhari-hari melakukan aksi mogoknya, Pak Erte dan warga seantero Kampung Pinggir kali dihebohkan dengan kabar tiang listrik ditabrak oleh mobil. Sontak warga yang lagi asik ngupi di warung kopinya Mas Selamet pada berhamburan ke te-ka-peh.

Pak Erte yang berkain sarung pun ikut-ikutan lari sambil menjinjit kainnya. Sampai di lokasi, warga sudah sibuk menggotong tiang listrik dan membawanya ke rumah sakit. 

"Pak Erte!" Teriak salah satu warga yang menggotong tiang listrik memanggil namanya. "Itu yang nabrak tiang listrik begimana?" Tanya warga itu lagi.

Pak Erte memandang mobil yang ringsek itu dengan dahi berkerut. Sejurus kemudian Pak Erte nyahut:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun