Mohon tunggu...
Cerita Pemilih

Akhirnya Kebohongan Atas Anies Baswedan Terungkap Sendiri

3 Maret 2017   13:57 Diperbarui: 3 Maret 2017   14:05 989
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
http://www.jawapos.com/

Pelajaran dari seorang imam besar ummat Islam, Imam Syafi’I sangat tepat untuk menilai bagaimana seseoran harus bersikap terhadap pemimpin yang selalu difitnah. Beliau mengajarkan “carilah pemimpin yang banyak difitnah, karena sesungguhnya mereka berjuang di Jalan yang benar”. Fitnah memang tidak akan pernah bisa menutupi kebenaran, secanggih apa pun fitnah itu disebarkan.

Beberapa waktu lalu, tulisan atas nama Nina Kentjana Ningrat Sani menjadi viral di media sosial. Tulisan dari seorang auditor utama kemendikbud tersebut diunggah dan dibertiakan di berbagai media online seakan-akan tulisan tersebut merupakan hasil penemuan ilmiah yang revolusioner. Tulisan tersebut menjadi viral tidak lain karena isinya ingin menjatuhkan nama dan kredibilitas Anies Baswedan. Orang-orang yang benci atau anti- Anies Baswedan terlebih pendukung Ahok dengan senang menyebarkannya ke berbagai media online sehingga menjadi viral.

Karena kepicikan dan kebodohan, mereka tidak peduli bahwa yang mereka sebarkan adalah berita bohong alias fitnah. Akhirnya kali ini mereka yang bingung di mana harus menyembunyikan kebodohan mereka, sebab berita viral tersebut justru diklarifikasi oleh Nina Kentjana Ningrat Sani yang seolah-olah menjadi penulis bertia itu.

Nina dalam pernyataan tertulisnya yang disampaikan di Gedung B lantai 2 Itjen Kemendikbud hari senin 27 Februari yang lalu mengklarifikasi bahwa tulisan tersebut bukanlah tulisannya. Ada delapan klarifikasi yang disampaikan oleh Nina yang menjelaskan duduk perkara dan kebohongan yang terdapat dalam tulisan yang menjadi viral sebelumnya. (sumber)

Kita berharap semoga masyarakat lebih cerdas dalam menyebarkan berita. Sehingga berita-berita bohong seperti tidak lantas menjadi viral karena sama artinya dengan memviralkan kebohongan. Hal inilah yang tidak dipahami oleh Anti-Anies dan para pendukung Ahok. Mereka terlalu picik untuk memikirkan dampak buruk yang mereka lakukan. Jika seseorang suka memviralkan berita bohong, maka sama artinya dengan mereka suka berbohong secara berjamaah dan ingin mengajak orang lain untuk berbohong.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun