Mohon tunggu...
Gaganawati Stegmann
Gaganawati Stegmann Mohon Tunggu... Administrasi - Telah Terbit: “Banyak Cara Menuju Jerman”

Housewife@Germany, founder My Bag is Your Bag, co founder KOTEKA, teacher, a Tripadvisor level 6, awardee 4 awards from Ambassadress of Hungary, H.E.Wening Esthyprobo Fatandari, M.A 2017, General Consul KJRI Frankfurt, Mr. Acep Somantri 2020; Kompasianer of the year 2020.

Selanjutnya

Tutup

Trip Artikel Utama

Mau Jadi Duta Budaya Sekaligus Traveler, Contohlah Grup Mia Patria!

12 Oktober 2018   21:04 Diperbarui: 14 Oktober 2018   00:58 2264
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gereja St. Christophorus di Ruesselsheim deket Frankfurt masih sepi, padahal setengah jam lagi acara dimulai. Kursi-kursi di depan gereja yang kosong, segera kami duduki. Brrr... agak dingin, maklum, sudah musim gugur.Dari arah kanan gereja terdengar suara cekikian. "Ah, pasti orang Indonesia", pikir saya. Mana ada orang Jerman ketawa lepas seperti kita? Hahahaha... nggak ada!

Tak berapa lama, pintu gereja dibuka, kami boleh masuk. Waduh ruangannya besar tetapi yang datang masih sedikit. Memang masih terlalu dini. Kami letakkan jaket di kursi paling depan di sebelah kanan panggung.

Sembari menunggu tamu datang, kami mau lihat-lihat pameran mini yang menawarkan souvenir dan makanan kecil dari Indonesia. Saya pilih kalung dayak warna merah-putih dan anting dayak kuning. Namanya perempuan, kalau belanja kadang nggak ingat waktu. Musti diingetin. 

Ohhh. Terdengar bunyi mikrofon dicoba. "Tes... tes... tes... satu-dua-tiga." Ahai, sudah waktunya kembali ke kursi. Omaigot, baru sadar kalau ruangan sudah penuh dengan orang Jerman. Mereka pasti juga pengen lihat koor grup Mia Patria dari Indonesia. Grup yang ekstra datang dari 29 Agustus -2 Oktober 2018 untuk mengelilingi Swiss, Prancis, Italia dan Jerman mewakili Indonesia dalam konser budaya.

Dok.Gana
Dok.Gana
Apa, sih, Mia Patria?

Mia Patria, meine Heimat atau Tanah Airku. Nama itu nggak asing di telinga publik Jerman akhir-akhir ini karena grup itulah yang menjamu mereka dengan keanekaragaman Indonesia.

Komunitas budaya yang digagas almarhum Linus Putut Pudyantoro itu sudah mengadakan perjalanan budaya sejak 2010 ke Eropa, disusul 2012 (Eropa), 2013 (Amerika), 2016 (Eropa), 2018 (Eropa). Keren, ya.

Yang ikut tur adalah aktivis paduan suara di paroki-paroki Keuskupan Agung Jakarta (KAJ). Anggotanya nggak hanya laki-laki tapi juga perempuan. Hidup, perempuan! Wah-wah, pesertanya yang muda, cantik-cantik, kinyis-kinyis banyak, yang sudah matang sekali? Ada. Status mereka nggak melulu mahasiswa, lho, tapi juga pekerja. 

Dok. Gana
Dok. Gana
Naaah, ini motivasi bagi para para pekerja yang merasa kok kerjaaaaaa terus nggak pernah liburan. Ayoooo, sekali-kali libur rame-rame. Kapan lagi kalau nggak sekarang? Ada beberapa anggota MP yang ngaku, meski  nggak digaji selama pergi, mereka yang diijinkan kantor untuk ikut tur tetap merasa senang dan bangga. Kesempatan keliling dunia kan nggak setiap tahun ada dan nggak setiap orang terpilih.

Jadi kalau ada acara ya, berangkatttt! Selain menjadi duta budaya, mereka tambah pengalaman, tambah pengetahuan tentang daerah baru yang dijelajahi, tambah negara yang dikunjungi, tambah kenalan baru, tambah kosakata baru. Kurang apa cobaaaa?

Eit, apa berangkat orangnya saja? Talentanya juga dibawalah, namanya juga pentas budaya. Pentas yang mereka bawakan adalah koor lagu daerah dengan koreo, tari daerah dan permainan angklung. Paling nggak, dua jaman mereka bahu-membahu menjadi satu, Indonesia! Jadi harus bisa nyanyi, nari dan main musik.

Dok. Gana
Dok. Gana
Duta Budaya yang juga Traveler

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun