Mohon tunggu...
Fajr Muchtar
Fajr Muchtar Mohon Tunggu... Guru - Tukang Kebon

menulis itu artinya menyerap pengetahuan dan mengabarkannya https://www.youtube.com/c/LapakRumi

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Artikel Utama

Menanam Padi di Polybag, Mengapa Tidak?

13 April 2017   11:24 Diperbarui: 13 April 2017   23:23 6693
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sebetulnya ini adalah cita-cita lama kalau saya ingin punya rumah di tengah-tengah hamparan sawah. Setelah sekian lama cita-cita itu menjadi sekedar khayalan, akhirnya Allah swt mengirimkan sinyal bahwa saya bisa mewujudkannya. Yah walaupun tak sebesar gambaran dalam pikiran, setidaknya hal yang dilakukan menjadi pelengkap puzel-puzel impian.

Jadi, ketika saya menginginkan pesantren dengan pola kemandirian pangan dan energi salah seorang teman kemudian menyambutnya. Awalnya yang diprogramkam adalah menanam jagung pipil secara organik. Harapannya dari panen jagung itu bisa digulirkan untuk kemandirian pangan selanjutnya. Sayangnya hasil panen jagung  belum sesuai dengan estimasi awal. Jadi kami kemudian mencari komoditas lain yang mendukung kemandirian pangan. 

Kami sempat mengunjungi pesantren Ath Thariq di Garut yang sudah menerapkan kemandirian pangan. Dari situ kemudian kami mencoba untuk menanam padi sendiri.  Toh beras merupakan kebutuhan pangan dasar yang diperlukan hampir semua orang.  artinya kalaupun mau dipakai sendiri beras itu masih bisa dipakai dan jika berlebih bisa dijual kepada yang membutuhkan.

Tahap pertama yang dilakukan adalah pelatihan dan penyamaan persepsi. Soalnya padi yang  ditanam haruslan dengan cara organik. Artinya dalam penanaman ini penggunaan bahan-bahan alami dan ada disekitar akan dimaksimalkan. Demikian pula penggunaan bahan kimia sintetis dihindarkan.  Sisi lainnya, kebanyakan petani masih belum akrab dan belum yakin dengan sistem pengolahan pertanian secara organik ini.

15401136-10209173152500476-2600901052229316540-n-768x576-58eefcbbae7a612a08904e9b.jpg
15401136-10209173152500476-2600901052229316540-n-768x576-58eefcbbae7a612a08904e9b.jpg
Dalam pelatihan yang dilakukan dipilihlah sistem penanaman SRI (System Rice Intensification).  Nah mengapa pakai sistem SRI? Karena sistem ini memiliki –paling tidak- tiga intesifikasi penanaman. Pertama penghematan dalam  penggunaan pupuk, karena dengan sistem ini, pupuk yang dipakai kita buat sendiri dengan bahan yang ada di sekita kita. Untuk tempat pupuknya kebetulan di lahan saya ada sebuah bak  yang tak terpakai. Bak itu saya lapisi sedikit dan kemudian bahan-bahan pupuk seperti kotoran hewan, dedaunan, sabut kelapa, mikroba dimasukan ke sana. Akhirnya saya punya pupuk organik cair (POC) sendiri. Pestisida nabati pun dibuat untuk mencegah serangan hama.

Kedua, hematpenggunaan air. Menurut Prof. Mubiar yang sudah melakukan berbagai macam penelitian, padi memang tumbuhan yang membutuhan air lebih banyak dibanding tumbuhan lainnya, namun dia bukan tanaman air. Artinya kebutuhan airnya tidaklah sebanyak yang dilakukan oleh para petani sekarang ini.

15871502-10209455465438123-2595346851217326133-n-58eefcdfce7e6109078fbf12.jpg
15871502-10209455465438123-2595346851217326133-n-58eefcdfce7e6109078fbf12.jpg
Hemat penggunaan bibit. Dengan menggunakan metode ini, kebutuhan benih bisa dikurangni karena penanaman tiap titik hanyalah memerlukan satu batang benih tidak seperti petani umumnya yang menancapkan 5-6 benih padi di titik tanam. Makanya di Lintau metode ini disebut juga dengan Padi Sabatang.

Oh iya. Menanam padi di polybag itu sebetulnya hanya sebagai percobaan awal untuk membuktikan teori bahwa dari sebatang itu akan tumbuh sekita 60 hingga 120 batang padi.  Awalnya kami sangsi juga, apakah dengan menanam satu batang padi di polybag kemudian padinya akan bisa banyak? Nah ternyata bisa juga. Kami sudah membuktikannya.

Sekarang, setelah lewat 60 hst (hari semai tanam) dari 1500 polybag,  rata-rata batang yang tumbuh adalah 60 batang.

17798971-10210272875472863-7076801956250618454-n-58eefcfb917a61870984e8cd.jpg
17798971-10210272875472863-7076801956250618454-n-58eefcfb917a61870984e8cd.jpg
Kendalanya dalam penanaman inicukup banyak. Mulai dari adalah jadwal dan ritme yang cukup cepat dan berkaitan hingga perlakuan yang tak tepat. Sebaiknya sebelum melakukan penanaman dengan metode ini semua bahan sudah disiapkan  dan dihitung dengan baik.  Perlakuan yang tak tepat mengakibatkan padi tidak tumbuh maksimal.  Hama seperti belalang dan pengerek batang pun cukup membuat PR-nya jadi banyak. Apalagi kalau  hujan tak turun. Maka menyiram padipun harus dilakukan.

Penggunaan polybag pun kemudian menjadi salah satu pertanyaan. Dengan banyaknya lubang di sisi kanan dan kiri membuat proses penguapan air lebih cepat. Ke depan kami akan mencoba menggunakan ember.  Namun setidaknya, melilhat pertumbuhan padi yang ijo royo-royo kami tinggal menunggu malainya keluar dan menunggu panen.  Semoga saja hasilnya sesuai dengan usaha yang sudah dikeluarkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun